Bos BTN Curhat ke DPR Suku Bunga KPR Subsidi Terlalu Rendah

Posted on

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) meminta DPR RI mendorong pemerintah untuk meningkatkan suku bunga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Pasalnya, suku bunga FLPP yang dipatok hari ini dinilai terlalu rendah.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan saat ini suku bunga FLPP sebesar 5%. Menurutnya, besaran suku bunga tersebut menjadi tantangan lantaran BTN menjadi salah satu bank yang memberikan pembiayaan perumahan.

“Hal ini juga sudah kami sampaikan kepada pemerintah dan kita dengar ini sedang dalam proses untuk penyesuaian, yaitu suku bunga FLPP yang kami rasa hari ini masih sangat terlalu rendah yaitu 5%,” kata Nixon dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Nixon mengusulkan suku bunga FLPP di kisaran 6%-7% dengan catatan penambahan tenor kredit dua hingga lima tahun. Dengan begitu, ia menilai besaran angsuran FLPP dapat ditekan sebesar Rp 30.000 per bulan.

“Kami sudah bicara dengan pemerintah, mudah-mudahan ada lampu hijau. Kami usulkan antara 6%-7%,” jelasnya.

Nixon menambahkan, sumber dana FLPP saat ini sendiri berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pinjaman dari PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) sebesar 25%. Ia juga meminta suku bunga pinjaman SMF ini diturunkan.

“Ini kami juga sedang mengusulkan agar suku bunganya di-charge turun, karena suku bunga yang di-charge ke customer hanya 5%. Sementara kami harus bayar ke SMF 4,45%, Jadi sama-sama lembaga pemerintah, tapi kami minta agar mereka juga mampu menyesuaikan penurunan suku bunga yang kami rasakan cukup mahal untuk pembiayaan FLPP ini,” tandasnya.

Tonton juga video “Bos BTN Beberkan Kontribusi KPR ke PDB RI Paling Rendah di ASEAN” di sini:

curhat