Bos BI Sentil Bank Parkir Duit di Surat Berharga Ketimbang Guyur Kredit baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Perry mengatakan dari sisi penawaran perkembangan ini dipengaruhi oleh perilaku bank yang cenderung berhati-hati dalam menyalurkan kredit, di tengah dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh terbatas 6,96% (yoy) pada Juni 2025. Perkembangan ini mengakibatkan bank cenderung menempatkan likuiditas pada surat-surat berharga dan meningkatkan standar penyaluran kredit (lending standard).

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

“Permasalahannya adalah preferensi bank lebih suka menaruh preferensi alat likuid itu pada surat-surat berharga dan terlalu berhati-hati dalam mendorong kredit, mengalokasikan alat likuid ke kredit. Kalau kita lihat itu terbukti rasio alat likuid per kredit bukan turun, malah naik sekitar menjadi 27%,” kata Perry dalam konferensi pers virtual, Rabu (16/7/2025).

Dari sisi permintaan, perkembangan kredit ini juga dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi yang perlu terus didorong. Berdasarkan penggunaan, kredit investasi, kredit konsumsi dan kredit modal kerja masing-masing tumbuh 12,53% (yoy), 8,49% (yoy) dan 4,45% (yoy) pada Juni 2025.

“Berdasarkan sektor, kredit sektor perdagangan, pertanian dan jasa dunia usaha perlu ditingkatkan untuk mendukung pembiayaan ekonomi,” tutur Perry.

Perry menilai suku bunga kredit perbankan masih tinggi yaitu 9,16% pada Juni 2025, tidak jauh berbeda dari 9,18% pada Mei 2025. Padahal BI merasa sudah all out untuk mendorong kredit pembiayaan perbankan dengan menurunkan suku bunga hingga menambah likuiditas dengan operasi moneter yang ekspansif.

“Ke depan, BI memandang suku bunga kredit perbankan perlu terus menurun sehingga dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit atau pembiayaan guna mendukung pertumbuhan ekonomi,” tegas Perry.

Perry menyadari jika kondisi saat ini membuat perbankan lebih hati-hati untuk menyalurkan kredit. Meski begitu, demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, bank diajak untuk sama-sama menurunkan suku bunga dan mendorong penyaluran kredit.

“Tentu saja kami menyadari bank-bank akan hati-hati dalam melakukan assessment sektor-sektor mana, corporate mana yang layak dalam mendapatkan kredit. Tapi himbauan kami, yuk bersama-sama turunkan suku bunga, yuk kita sama-sama mendorong kredit dan mari kita bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi untuk negara kita dan untuk kesejahteraan rakyat,” pinta Perry.

(acd/acd)
sentil

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *