Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan terus meningkatkan kualitas kinerja termasuk penguatan integritas sumber daya manusia (SDM). Terlebih setelah adanya ancaman pembekuan jika dalam setahun ke depan tidak ada perbaikan.
“Kami berkomitmen untuk menindaklanjuti secara tegas setiap pelanggaran disiplin, sebagai bagian dari penguatan kualitas dan integritas SDM Bea Cukai,” kata Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa DJBC Nirwala Dwi Heryanto dalam keterangan tertulis, Selasa (30/12/2025).
Nirwala menyebut pada 2024 telah diberhentikan 27 pegawai berkaitan dengan fraud dan pelanggaran disiplin berat. Sementara di 2025, sudah diproses untuk penjatuhan hukuman atas 33 pegawai berkaitan dengan fraud dan pelanggaran disiplin berat.
“Bea Cukai berkomitmen akan menindaklanjuti secara tegas pelanggaran disiplin oleh pegawai,” ucap Nirwala.
Nirwala mengklaim sepanjang 2025 kinerja DJBC menunjukkan hasil yang solid melalui penguatan pengawasan, penindakan pelanggaran kepabeanan dan cukai, serta optimalisasi penerimaan negara. Kinerja ini dibangun melalui keseimbangan antara fungsi fasilitasi, penerimaan dan pengawasan.
“Keseimbangan ketiganya menjadi fondasi penting untuk menjaga kepatuhan, melindungi industri dalam negeri, serta memastikan penerimaan negara tetap terjaga,” ucap Nirwala.
Dari sisi penerimaan, Bea Cukai telah mengumpulkan sebesar Rp 269,4 triliun hingga November 2025. Jumlah itu tumbuh 4,5% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (yoy), dengan capaian 89,3% dari target APBN 2025.
Lebih rinci dijelaskan, realisasi penerimaan tersebut di antaranya terdiri dari bea masuk sebesar Rp 44,9 triliun atau turun 5,8%. Sementara penerimaan bea keluar mencapai Rp 26,3 triliun atau tumbuh 52,2%, terutama didorong oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) di pasar global.
Adapun penerimaan sektor cukai terealisasi sebesar Rp 198,2 triliun. Jumlah itu tumbuh 2,8% (yoy) meskipun dihadapkan pada penurunan produksi rokok, khususnya rokok golongan I.
“Capaian ini menunjukkan ketahanan penerimaan di tengah dinamika ekonomi dan industri,” ungkap Nirwala.






