Anak usaha Garuda Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) resmi menerima inbreng lahan dengan status Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 972.123 meter persegi di Soekarno-Hatta senilai Rp 5,6 triliun dari PT Angkasa Pura Indonesia. Hal ini disepakati melalui penandatanganan akta inbreng lahan sebagai langkah penguatan struktur permodalan GMF.
Melalui penandatangan akta ini, Angkasa Pura resmi menjadi pemegang saham GMFI. Secara keuangan, inbreng lahan senilai Rp 5,6 triliun ini menambah nilai aset tetap GMFI dan diharapkan dapat mengembalikan posisi ekuitas menjadi positif.
Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi, menjelaskan melalui inbreng lahan ini perseroan tidak lagi menanggung beban sewa. Selain itu, kepemilikan lahan membuka ruang pemanfaatan aset yang lebih fleksibel, termasuk untuk mendukung rencana pengembangan bisnis bersama mitra atau investor.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Dengan penguasaan lahan ini, GMF memperoleh kepastian pengelolaan aset sekaligus fleksibilitas yang lebih besar untuk pengembangan bisnis ke depan. Inisiatif ini juga menjadi bagian penting dalam upaya memperkuat struktur permodalan dan mendukung keberlanjutan bisnis GMF,” ujar Andi dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/12/2025).
Andi menambahkan, inbreng lahan ini mendorong penyehatan keuangan Garuda Indonesia Group yang diharapkan mampu memperbaiki struktur permodalan dan mengembalikan ekuitas grup ke posisi positif pada akhir tahun 2025. Penguatan fundamental ini juga menjadi langkah penting bagi GMFI untuk meningkatkan kepercayaan publik dan investor.
Sementara itu, Direktur Utama Angkasa Pura Indonesia, Mohammad R. Pahlevi, mengatakan menilai aksi korporasi inbreng lahan ini langkah konkret perseroan untuk memperkuat sektor aviasi nasional. Langkah ini juga dinilai dapat mendorong penguatan ekosistem bandara.
“Penandatangan akta inbreng antara Angkasa Pura Indonesia dan GMF merupakan wujud nyata sinergi untuk industri aviasi nasional yang semakin kuat. Langkah ini juga implementasi dari operasional bandara berbasis ekosistem, di mana Angkasa Pura Indonesia mendukung penuh GMF yang merupakan bagian dari ekosistem kebandarudaraan,” jelas Pahlevi. bengkel
