Penghasilan setara upah minimum di Jakarta kerap dianggap hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang mendasar saja. Anggapan-anggapan ini sering muncul atau bahkan jadi perdebatan di media sosial. Benarkah gaji UMR hanya cukup untuk hidup di Jakarta?
Pemprov DKI Jakarta sendiri sudah menetapkan upah minimum sebesar Rp 5.396.761. Angka ini sudah naik 6,5% dari tahun sebelumnya. Perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, menilai gaji sebesar ini bukan cuma bisa memenuhi kebutuhan hidup.
Tejasari bilang gaji setara UMR Jakarta bahkan bisa dipakai untuk menabung dan berinvestasi. Semua bisa dilakukan asalkan dengan pengelolaan keuangan yang baik.
“Menurut saya tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan hidup, tapi juga bisa untuk disisihkan, ditabung, dan diinvestasikan. Tentunya juga untuk memenuhi kebutuhan belanja lainnya,” ucap Tejasari saat dihubungi detikcom, Sabtu (17/5/2025).
Hal ini, Tejasari menilai, berlaku bagi orang yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga. Ia berucap, gaji setara UMR Jakarta jika dikelola dengan baik dan tepat, pasti bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup.
“Gaji berapa saja, asal kita bisa mengaturnya dengan tepat, pasti cukup deh. Mau sendiri atau berkeluarga, sama saja. Jadi, bukan karena jumlahnya, tapi karena gaya hidupnya lah yang membuat gaji itu jadi tidak cukup. Single, tapi kalau gaya hidupnya tinggi, seberapa pun tidak akan cukup. Tetapi kalau berkeluarga dan pintar mengatur uang, gaya hidup sederhana, pasti cukup,” beber Tejasari.
Lebih lanjut Tejasari mengelaborasi, gaji dengan nominal berapapun bahkan sebenarnya bisa dialokasikan untuk menabung dan berinvestasi. Tetapi, semua kembali lagi kepada cara mengelola uang agar bisa menyesuaikan dengan gaya hidup dengan gaji yang dipunya saat ini.
“Selalu alokasikan minimal 10%-20% untuk ditabung dan diinvestasikan. Lebih besar, lebih bagus pastinya. Pisahkan saat menerima gaji dan pindahkan ke tabungan lain, atau langsung belikan produk investasi yang sudah kita rencanakan,” tambahnya.
Tejasari juga menyarankan, alangkah baiknya untuk tidak berutang buat keperluan yang sifatnya konsumtif. Hal ini lantaran nominal cicilan akan semakin memberatkan, dan makin menutup celah untuk bisa menabung.
“Jangan mengambil utang konsumtif seperti belanja dengan kartu kredit atau mengambil pinjol (pinjaman online). Karena cicilannya akan memberatkan dan membuat kita tidak bisa menabung. Kalau kamu saat ini masih memiliki utang konsumtif, fokuskan untuk bisa melunasi segera. Sehingga setelah utang selesai, bisa kita alokasikan untuk tabungan dan investasi,” Tejasari menerangkan.