Belanja Jebol, Stimulus Disebar, Dunia Gonjang-ganjing… APBN Masih Kuat?

Posted on

Pemerintah memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak akan jebol meski ekonomi RI dihantam berbagai peristiwa global sejak awal tahun 2025. Peristiwa tersebut mulai dari pengumuman tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hingga perang Israel-Iran.

Direktur Jenderal (Dirjen) Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu memastikan bahwa APBN aman. Berdasarkan laporan belanja hingga bulan Mei, pihaknya melihat bahwa APBN masih terkendali.

“APBN kita aman, kita melihat trajektori dari yang kemarin sudah kita laporkan kan sampai bulan Mei ya, itu kita lihat trajektorinya cukup terkendali,” kata Febrio, ditemui usai acara diskusi tentang stimulus ekonomi, di Toety Heraty Museum Cemara 6 Gallery, Jakarta, Sabtu (28/6/2025).

Namun Febrio mengakui, pihaknya memang melihat terjadi tekanan dari sisi penerimaan negara. Begitu pula di sisi belanja negara, di mana aktivitas belanja menjelang semester II 2025 sudah mulai banyak dilakukan. Kondisi ini membuat terjadinya defisit APBN.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, pendapatan negara sampai Mei 2025 mencapai Rp 995,3 triliun atau 33,1% dari target, sementara belanja negara jebol dengan realisasi sebesar Rp 1.016,3 triliun atau 28,1% dari target. Secara keseluruhan, tercatat defisit terjadi sebesar Rp 21 triliun.

Febrio menambahkan, pada 8 Juli mendatang mendatang pihaknya juga akan mempresentasikan laporan semester (Lapsem) per Semester I 2025 di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Hal ini juga sekaligus dengan laporan outlook hingga akhir tahun.

“Nanti kita akan laporkan di lapsem tetapi sampai akhir Mei kemarin trajektorinya tetap baik,” imbuhnya.

Di samping itu, pemerintah juga merealisasikan kebijakan stimulus ekonomi khusus yang diterapkan periode Juni-Juli sebagai bentuk perlindungan nasional untuk merespons gejolak perekonomian global menyusul tarif resiprokal Presiden Trump. Setidaknya pemerintah menggelontorkan Rp 24,4 triliun untuk memberikan stimulus ini.

Setidaknya ada lima insentif yang diberikan pemerintah dalam paket kebijakan periode Juni-Juli ini, mulai dari diskon tiket transportasi, diskon tarif tol, diskon iuran JKK, Bantuan Subsidi Upah (BSU), dan tambahan bantuan sosial (Bansos).

Di luar dari stimulus khusus itu, Febrio juga memastikan bahwa pemerintah masih akan berfokus pada program-program perlindungan sosial (perlinsos) sebagai upaya penguatan ketahanan nasional dan perlindungan masyarakat. Dalam APBN sendiri, pada tahun 2025 ini dianggarkan untuk perlinsos sekitar Rp 503 triliun.

“Perlinsos yang sudah ada itu tetap berlanjut untuk stimulus. Lalu yang BSU itu one time yang tadi Juni-Juli, untuk penebalan bansos itu juga one time untuk Juni-Juli. Akan tetapi kita punya program perlinsos Rp 503 triliun yang tadi sudah kita anggarkan di APBN, plus kita juga akan mempercepat program unggulan Pak Prabowo,” ujar dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *