Batam Dilirik Jadi Pusat Industri AI Indonesia, Ini Potensinya

Posted on

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menilai bahwa Batam, Kepulauan Riau, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan strategis bagi pembangunan industri kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di Indonesia.

“Batam bisa menjadi salah satu kawasan pembangunan industri AI pada masa depan,” ujar Faisol dalam Focused Group Discussion (FGD) bertema Potensi Penguatan Industri Elektronika dalam Rangka Pengembangan Industri AI di Indonesia, dikutip Jumat (11/7/2025).

Apalagi, potensi Batam memiliki 19 kawasan industri yang sudah berkembang, dan beberapa perusahaan yang beroperasi di dalamnya telah terlibat dalam pengembangan teknologi elektronika, termasuk komponen-komponen penting yang menjadi fondasi pengembangan AI.

Sebelumnya, Faisol telah melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah perusahaan di Batam. Ia melihat langsung kesiapan kawasan industri dan perusahaan industri di Batam dapat mendukung terwujudnya basis industri berteknologi tinggi.

“Kemarin, kami mengunjungi perusahaan sektor telematika, pemasok komponen untuk produk gadget global, serta lokasi rencana pembangunan pabrik mitra dalam rantai pasok Apple yang akan memproduksi AirTag. Ini bukti bahwa Batam sangat berpotensial,” tambahnya.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menegaskan, Batam telah lama menjadi garda terdepan dalam industri perangkat telekomunikasi dan jasa digital. Ia juga melihat infrastruktur dan posisi Batam yang strategis mendukung perannya sebagai pusat unggulan dalam pengembangan AI nasional.

“Batam bisa jadi ‘flagship’ bangsa dalam memproduksi perangkat dan jasa telekomunikasi. Maka penting untuk menyiapkan infrastruktur industri AI di sini,” ujarnya.

Direktur IT Digital PT Telkom Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi yang hadir dalam diskusi tersebut menekankan pentingnya memperkuat industri vertikal terutama di sektor manufaktur, dalam konteks Batam.

“Kita harus tetap waspada terhadap risiko seperti kebocoran data privasi, tapi mari kita fokus pada potensi positif dari pengembangan industri AI ini,” tuturnya.

FGD ini menjadi langkah awal yang penting dalam menyatukan pandangan lintas sektor, baik pemerintah, pelaku industri, hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjadikan Batam sebagai pusat unggulan dalam transformasi industri berbasis AI.

Berdasarkan analisis Kearney, pemanfaatan AI di Indonesia diprediksi berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi dengan kontribusi PDB sebesar 12% pada tahun 2030 atau sebesar US$ 366 miliar.

Nilai ini merupakan yang terbesar secara nominal di Kawasan ASEAN, menunjukkan besarnya potensi ekonomi digital yang dimiliki Indonesia. Potensi tersebut mencerminkan bahwa Indonesia memiliki pasar yang luas dan basis industri yang kuat untuk menyerap dan mengembangkan teknologi AI.

Namun, untuk merealisasikan potensi tersebut secara optimal, diperlukan percepatan dalam pembangunan infrastruktur digital, peningkatan kualitas SDM, serta regulasi yang mendukung ekosistem AI nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *