Bapanas Kasih Penjelasan soal Beras SPHP Kurang Laku

Posted on

Minat masyarakat dalam membeli beras murah atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) disebut mengalami penurunan. Hal ini berdasarkan laporan dari kios pangan, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP), kios Rumah Pangan Kita (RPK).

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap kondisi itu terjadi karena harga SPHP yang dijual dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dilaksanakan TNI-Polri lebih murah dibandingkan kios pangan lainnya. Bahkan setara dengan harga pengambilan dari gudang Perum Bulog.

“Mitra penyaluran kios pangan, KDKMP dan RPK melaporkan terkait menurunnya minat warga dalam membeli beras SPHP akibat GPM yang dilakukan oleh TNI Polri. Dalam hal ini beras SPHP yang terdapat pada GPM TNI Polri dijual dengan harga setara Af gudang sehingga menyulitkan mitra lainnya dalam menjual beras SPHP diatas harga tersebut,” kata Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas Nita Yulianis dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah di Kemendagri, Senin (6/10/2025).

Adapun realisasi penyaluran SPHP beras tahun 2025 sampai dengan tanggal 4 Oktober 2025 sebesar 438.500 ton. Angka realisasi itu setara 29,24% dari total target 1,5 juta ton sampai akhir tahun.

Lebih lanjut, Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Perum Bulog, Epi Sulandari juga melaporkan saat ini stok beras di Perum Bulog mencapai 3,9 juta ton. Jumlah itu terdiri dari 3,86 juta ton stok cadangan pangan pemerintah (CPP) dan 41 juta ton merupakan stok komersial.

“Stok ini sudah kami sebarkan ke seluruh Indonesia dan siap untuk dilakukan untuk kepentingan atau penyaluran yang ditetapkan oleh pemerintah,” terangnya.

Tonton juga video “RI Surplus Beras 4 Juta Ton” di sini:

kasih