Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menjawab tudingan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menuding iklim Indonesia kalah bersaing dengan negara tetangga. Purbaya menyebut iklim investasi di Tanah Air masih berantakan hingga kalah dari Malaysia dan Vietnam.
Menjawab itu, Rosan menyebut dirinya menerima setiap masukan termasuk dari Purbaya. Namun, ia mengaku lebih suka berbicara soal data, yang mana capaian investasi sejauh ini menunjukkan kinerja positif.
Menurut Rosan, periode Januari-September 2025 Indonesia berhasil mendatangkan investasi senilai Rp 1.434 triliun atau 75% dari target tahun ini yang senilai Rp 1.905 triliun. Hal ini sejalan dengan target yang dipasang pemerintah.
“Ya semua masukan-masukan kita selalu terima ya, termasuk dari Menteri Keuangan juga. Tapi kalau saya lebih suka bicara angka dan statistik. Kalau angka dan statistik, kami alhamdulillah, tadi kami juga baru melaporkan, sesuai dengan agendanya, realisasi investasi Januari sampai September ini, sesuai dengan target,” ujar Rosan di kompleks DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/12/2025).
Rosan menambahkan, pihaknya terus berupaya memperbaiki iklim investasi, salah satunya lewat penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2025. PP itu menjadi landasan pemberlakuan fiktif positif dalam perizinan investasi.
Lewat fiktif positif, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM bisa menerbitkan izin investasi secara otomatis jika kementerian teknis tidak mengeluarkan izin sesuai waktu yang ditentukan. Rosan menyebut kebijakan ini direspons positif investor dalam dan luar negeri.
“Kalau perizinan itu sudah masuk ke kami, dan kami memberikan kepada Kementerian lain, ada 18 kementerian, dan sudah ada target jangka waktunya, atau service level agreement yang disepakati itu tidak ditepati, otomatis kami bisa mengeluarkan perizinannya,” beber Rosan.
Sebelumnya, Purbaya menilai iklim investasi di Tanah Air masih berantakan. Hal ini membuat Indonesia kalah bersaing dalam mendatangkan investasi dengan negara tetangga.
Ia mencontohkan raksasa teknologi Amerika Serikat (AS), NVIDIA yang memilih Malaysia sebagai tujuan investasi. Padahal jika iklim investasi Indonesia bagus, Purbaya menilai ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih cepat.
“Iklim investasi kita masih berantakan, betul kan? one single one stop service tapi gak kelar-kelar. Kalau gak kita sudah lari ekonominya, investasi udah ngebut sekarang kita sama Vietnam kalah sama Thailand kalah sama Singapura kalah, sama Malaysia kalah dalam hal menarik investasi. Kemarin, NVIDIA sudah pilih Johor dibanding Indonesia. Kita kalah, kita mesti betulkan, ” kata Purbaya dalam Rapimnas Kadin Indonesia di Park Hyatt, Jakarta (1/12/2025).
Simak juga Video ‘Purbaya soal Anggaran BNPB Dipangkas: Masih Ada Rp 500 M yang Siap’:
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
