bank bjb meraih penghargaan sebagai Bank Teraktif dalam pelaksanaan Bank Goes to School (BGTS) dalam gelaran KEJAR Award 2025. Penghargaan diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas konsistensi bank bjb mendukung program nasional Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR).
Adapun penghargaan diberikan pada perayaan puncak Hari Indonesia Menabung 2025 yang digelar di Auditorium Dhanapala, Jakarta, hari ini. Direktur Utama bank bjb, Yusuf Saadudin, hadir secara langsung untuk menerima penghargaan, didampingi Direktur Konsumer & Ritel bank bjb Terpilih, Nunung Suhartini.
“Sejak lama, bank bjb menjadikan program literasi keuangan di sekolah sebagai salah satu fokus utama. Melalui program Bank Goes to School (BGTS), bank bjb aktif hadir di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk memberikan edukasi, membuka akses keuangan, serta memfasilitasi pembukaan rekening bagi para pelajar,” ujar Corporate Secretary bank bjb, Ayi Subarna dalam keterangan tertulis, Jumat (22/8/2025).
Bagi bank bjb, sekolah bukan hanya ruang belajar akademik, tetapi juga wadah membentuk kebiasaan baik, salah satunya membangun budaya menabung. Dengan langkah ini, siswa terbiasa menyiapkan dana, mengatur keuangan sejak dini, serta belajar untuk tidak boros.
OJK juga berupaya mengakselerasi program KEJAR melalui berbagai kanal edukasi. Dalam konteks ini, bank bjb membuktikan perannya melalui pelaksanaan program BGTS. Indikator keberhasilan bank bjb dalam penghargaan ini mencakup frekuensi kegiatan BGTS, jumlah sekolah sasaran, jumlah rekening pelajar yang berhasil dibuka, serta ketepatan pelaporan kegiatan.
“Bagi bank bjb, prestasi ini bukan sekadar penghargaan simbolis, tetapi cerminan dari konsistensi dalam menjalankan amanah. Dengan capaian ini, bank bjb semakin memperkuat perannya sebagai mitra strategis dalam membangun ekosistem keuangan inklusif dan berkelanjutan,” paparnya.
“Ke depan, bank bjb akan terus mengakselerasi program literasi dan inklusi keuangan, sehingga setiap pelajar memiliki pemahaman yang cukup tentang pengelolaan keuangan pribadi. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mencetak generasi muda yang melek finansial,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ayi menyampaikan implementasi program BGTS juga memberi manfaat bagi siswa. Dengan memiliki rekening tabungan, mereka tidak hanya belajar menyisihkan uang, tetapi juga mengenal sistem perbankan sejak dini.
“Partisipasi bank bjb dalam program literasi keuangan juga merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperluas akses layanan keuangan. Dengan semakin banyak pelajar yang menjadi nasabah, bank bjb juga membuka jalan bagi masa depan ekosistem perbankan yang lebih sehat,” katanya.
Selain fokus pada edukasi pelajar, bank bjb juga terus mengembangkan inovasi produk tabungan pelajar yang mudah diakses. Dengan sistem yang semakin terintegrasi secara digital, siswa dapat dengan mudah melakukan transaksi sederhana, sekaligus belajar mengelola uangnya secara mandiri.
Dengan sinergi bersama OJK, pemerintah daerah, serta institusi pendidikan, bank bjb yakin budaya menabung di kalangan pelajar akan semakin mengakar. Upaya ini juga menjadi bagian dari kontribusi bank bjb dalam mencetak sumber daya manusia unggul untuk masa depan Indonesia.
“Momentum penghargaan KEJAR Award 2025 ini akan dijadikan bank bjb sebagai pemicu semangat untuk terus berinovasi. Penghargaan sebagai Bank Teraktif dalam BGTS tahun 2025 ini bukan hanya milik bank bjb, tetapi juga buah kerja sama seluruh pihak yang mendukung program literasi keuangan nasional,” katanya.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Dengan langkah konsisten dan strategi terukur, bank bjb optimistis akan terus menjadi bagian penting dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan yang lebih inklusif secara finansial,” pungkasnya.
Sebagai informasi, acara KEJAR Award 2025 juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara, serta Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi. Kehadiran para pemangku kepentingan ini menjadi bukti nyata sinergi antar-lembaga dalam memperkuat upaya membangun budaya menabung sejak dini di Indonesia.