PT Kereta Commuter Indonesia alias KCI mengoperasikan dua rangkaian (trainset) KRL yang diproduksi PT INKA (Persero) untuk layanan Commuter Line Jabodetabek mulai Selasa (16/12) kemarin. Dalam waktu dekat rencananya KCI akan menambah operasional dua trainset baru lagi untuk melayani penumpang KRL.
Untuk diketahui, KAI telah memesan 12 trainset dari INKA dan telah datang sebanyak empat trainset. Dua trainset di antaranya telah beroperasi, dan dua trainset sisanya masih dalam proses sertifikasi.
Dalam hal ini KCI menargetkan dua trainset yang masih dalam proses sertifikasi ini dapat ikut beroperasi sebelum akhir 2025. Dengan begitu pengoperasian rangkaian baru ini dapat turut membantu pelayanan selama periode libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026.
“Dua trainset lagi ditargetkan sebelum akhir tahun sudah bisa dioperasikan,” jawab VP Corporate Secretary KAI Commuter Karina Amanda dalam konferensi pers operasional KAI Commuter periode Natal dan Tahun Baru 2025/2026, Jumat (19/12/2025).
Ia menjelaskan pengoperasian dua trainset KRL baru asal INKA ini sebelumnya sudah dioperasikan pada T5 loop 20 dan TS loop 2 Depok/Bogor – Manggarai/Jakarta Kota. Untuk itu, dua trainset lainnya yang akan beroperasi akhir tahun ini diharapkan dapat melayani ‘Blue Line’ alias lintas Cikarang.
“Jadi posisinya rencana penambahan dua trainset berjalan di lintas Cikarang,” ucap Karina.
Sementara terkait pengadaan 30 rangkaian kereta baru untuk memperkuat layanan KRL Commuter Line Jabodetabek yang dapat suntikan dana Rp 5 triliun dari Presiden Prabowo Subianto, Karina masih belum bisa memberikan informasi apapun. Sebab saat ini rencana pengadaan sarana KRL baru itu masih dalam tahap kajian oleh PT KAI (Persero) selaku induk usaha.
Saat ditanya apakah sudah ada pembicaraan dengan INKA atau produsen kereta listrik dari China terkait rencana pengadaan ini, Karina mengaku masih belum mendapatkan informasi lebih lanjut. Karena pihaknya masih menunggu araha dari KAI.
“Sesuai dengan arahan Presiden untuk 30 trainset, ini kita juga masih menunggu arahan dari KAI, masih dikaji bersama oleh rekan-rekan yang ada di KAI. Kami masih menunggu araha lebih lanjut, tapi pada prinsipnya kita siap mendukung arahan dari pemerintah,” terangnya.
Sebagai informasi, sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menyatakan dirinya telah menyetujui permintaan PT KAI untuk menambah 30 rangkaian kereta baru. Permintaan itu disampaikan langsung Dirut PT KAI Bobby Rasyidin.
Prabowo mengatakan Bobby mengajukan anggaran senilai Rp 4,8 triliun untuk melakukan pengadaan kereta baru 30 rangkaian secara langsung. Rinciannya per rangkaian butuh US$ 9 juta atau sekitar Rp 150 miliar.
Namun, karena kereta api menjadi kebutuhan masyarakat Prabowo justru melebihkan alokasinya, dari Rp 4,8 triliun ditambah jadi Rp 5 triliun. Namun di saat yang bersamaan dirinya menargetkan waktu pengadaan KRL baru itu maksimal 1 tahun.
“Satu rangkaian butuh uang US$ 9 juta. Benar? Beliau ajukan totalnya Rp 4,8 triliun. Saya setujui bahkan akan saya alokasikan. Bahkan beliau mengajukan Rp 4,8 T. Saya setujui tidak Rp 4,8 T, tapi Rp 5 T saya setujui. Kalau untuk rakyat banyak, saya tidak ragu-ragu,” tegas Prabowo saat meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025).
“Bisa berapa bulan, Dirut KAI? Berapa? Ini didengar loh. 6 bulan? Sudah lah kita kasih 1 tahun. Nanti dia stres tidak bisa tidur ya kan? Kalau kau bisa 6 bulan, oke. Tapi 1 tahun harus. Ini rakyat yang saksi ya,” kata Prabowo lagi menekankan.
