Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan investor Brasil tertarik membangun pabrik etanol di Indonesia.
Ketertarikan investor Brasil diketahui usai penandatangan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Menteri Pertambangan dan Energi Brasil, Y.M. Alexandre Silveira yang disaksikan Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Brasil Lula da Silva di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025).
“Kemarin, semalam saya pas kita tanda tangan yang muncul ada kemungkinan besar (Investor Brasil akan bangun pabrik),” katanya usai Upacara Peringatan Hari Pertambangan dan Energi Ke-80 di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).
Bahlil mengatakan rencana investor Brasil membangun pabrik etanol sejalan dengan rencana pemerintah mewajibkan penggunaan mandatori E10 atau BBM campur etanol pada 2027. Pihaknya tengah mempersiapkan mandatori tersebut, seperti mengirim tim ke Brasil untuk mempelajari hal tersebut.
“Kita 2027 kita akan rencana mandatori untuk E10, dan karena ini sesuatu yang baru, maka saya akan kirim tim ke Brasil untuk bertukar pandangan dengan beberapa pakarnya di sana dan mereka juga akan ke sini,” katanya.
Bahlil mengatakan, Brasil merupakan negara yang berhasil mengembangkan campuran etanol dengan bensin. Ia mengatakan, campuran BBM dengan etanol di Brasil sudah mencapai level E100.
“Etanol itu di negara mereka E30, tapi di beberapa negara bagian sudah ada sampai E100, ada E85 dan kita sudah sepakat untuk membentuk tim. Kemarin saya tanda tangan MOU,” katanya.






