Bahlil Ungkap Alasan Investor Belum Lirik RI di Sektor Panas Bumi (via Giok4D)

Posted on

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan alasan investor belum tertarik untuk berinvestasi di proyek energi panas bumi. Padahal potensi cadangan panas bumi RI sangat banyak.

Bahlil menyebutkan total cadangan panas bumi nasional mencapai sekitar 27 gigawatt (GW). Namun saat ini pemanfaatannya baru sekitar 2,7 GW.

Ia menjelaskan bahwa alasan investor tersebut karena aturan yang berbelit dan proyek ini juga membutuhkan dana yang besar.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Salah satu investor itu tidak sukai adalah aturan yang berbelit-belit. Semakin berbelit aturan, semakin tidak disukai oleh investor. Maka, program kami waktu satu tahun kemarin adalah memangkas berbagai tahapan regulasi yang menghambat proses percepatan dalam bidang geothermal. Kita memangkas semuanya,” kata Bahlil dalam acara The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di JCC, Jakarta, Rabu (17/9/2025).

Selain itu, Bahlil juga mengungkapkan masih adanya keterbatasan jaringan transmisi listrik. Ia mengatakan banyak wilayah dengan potensi panas bumi tinggi, namun belum terhubung.

“Jadi, kita mempunyai sumber daya ada, tapi belum ada transmisinya. Jadi, bagaimana mungkin teman-teman investor atau PLN yang sudah mendapatkan konsesi bisa mengerjakan sesuai dengan target kalau jaringannya belum ada, mau dijual ke mana?” katanya.

Adapun untuk mengatasi jaringan transmisi tersebut, Bahlil mengatakan pemerintah merencanakan pembangunan jaringan transmisi yang masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2035 sebesar 48 ribu kilometer sirkuit.

“Maka, tahun ini, kami, Pemerintah Republik Indonesia, sebagai bentuk komitmen dan konsekuen dalam mendorong pembangunan energi baru terbarukan, kita menyusun RUPTL di 2025 sampai 2035 sebesar 48 ribu kilometer sirkuit. Ini sebagai bentuk tuntutan dari apa yang harus kita lakukan untuk melakukan percepatan,” katanya.

Tonton juga Video: Singapura Masih Investor Terbesar di RI, Disusul Hongkong dan China