Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan pasokan Liquid Natural Gas (LNG) aman hingga semester I-2026. Bahlil mengatakan pengelolaan neraca LNG pada 2025 menjadi pembelajaran penting bagi pemerintah untuk tahun 2026.
Pasalnya, pada 2025 terjadi lonjakan konsumsi LNG domestik yang tidak sepenuhnya terprediksi membuat pemerintah mengalihkan sebagian jatah ekspor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Hal ini juga sesuai dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang mengedepankan pemanfaatan sumber daya alam untuk kebutuhan dalam negeri.
“Makanya setiap bulan, setiap dua bulan sekali kita melakukan penyesuaian. Ada yang harusnya jatah ekspor, kita memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kenapa itu kita lakukan? Karena perintah Bapak Presiden kalau kita berbicara tentang kedaulatan energi, itu tergantung dari berapa banyak kita impor,” ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/12/2025).
“Belajar dari tahun 2025, untuk 2026 kami sudah exercise dengan tidak mengurangi rasa hormat kami dengan teman-teman offtaker yang market-nya sudah jelas dan kami sudah bicara, untuk 6 bulan pertama sudah clear. Jadi di 2026 dari Januari sampai dengan bulan Juli itu clear. Jadi enggak ada isu,” sambung Bahlil.
Bahlil menambahkan pengaturan pasokan LNG untuk periode setelah Juli 2026 masih akan difinalisasi dan akan diumumkan pemerintah pada semester kedua tahun depan.
Meski demikian, Bahlil menegaskan pasokan LNG, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor, tetap berada dalam kondisi aman.
“Nah Juli ke atas lagi baru kita rancang. Jadi baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor sudah aman. Nanti kita akan umumkan lagi nanti pada semester kedua,” tutur Bahlil.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
