Pemerintah akan kembali memberikan bantuan sosial (bansos) beras. Ada kekhawatiran penyaluran bansos beras ini akan mengikis pasokan sehingga membuat harga beras naik.
Meski demikian, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan penyaluran bansos dapat mengendalikan harga beras di pasar. Amran menjelaskan penyaluran bansos akan diutamakan ke daerah-daerah yang mengalami inflasi tinggi. Namun, daerah yang mengalami inflasi rendah, tidak disalurkan terlebih dahulu.
“Ya (bisa mengendalikan harga beras di pasar), karena di daerah inflasi, terjadi inflasi, kita beras diintervensi di sana. Tetapi yang daerah (inflasi) rendah, jangan dong terpuruk nanti ini,” kata Amran saat ditanya awak media, di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (2/6/2025).
Selain itu, Amran menjelaskan pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah dalam menyalurkan bansos guna menjaga harga di tingkat petani. Pemerintah akan menggunakan stok beras di gudang Bulog untuk bansos. Per 3 Juni, stok beras Bulog mencapai 4,05 juta ton.
“Kita pakai stok ini (4 juta ton stok di gudang Bulog). Kita pakai stok ini kan ada 360.000 (ton beras) untuk dua bulan,” kata Amran.
Kemudian, bansos disalurkan pada pada daerah bukan penghasil padi. Lalu, intervensi dilakukan di daerah yang harga berasnya sudah tinggi.
“Yang ketiga adalah daerah kota. Jadi semua nyaman konsumennya nyaman, petani yang tersenyum,” imbuh Amran.
Tonton juga “MUI Haramkan Vasektomi untuk Syarat Penerima Bansos” di sini: