Apa Kabar Proyek Gas Abadi Masela?

Posted on

Studi teknis Carbon Capture Storage (CCS) untuk memastikan kesiapan subsurface (bawah permukaan) dalam rencana implementasi teknologi dalam Proyek Lapangan Gas Abadi di Blok Masela telah rampung diselesaikan. Dengan begitu, proyek ini akan siap menuju ke tahap proyek ke tahap Front End Engineering Design (FEED).

Sebagai informasi, volume produksi LNG tahunan dari proyek Abadi diperkirakan mencapai 9,5 juta ton, setara dengan lebih dari 10% impor LNG tahunan Jepang. Proyek ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memperkuat ketahanan energi di Indonesia.

Studi ini dilakukan oleh INPEX Masela, Ltd. (INPEX) dan SKK Migas bekerja sama dengan Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB).

Deputi Eksploitasi SKK Migas, Taufan Marhaendrajana mengatakan studi ini merupakan salah satu tahap krusial dalam memastikan rancangan teknis yang selaras dengan aspek lingkungan serta memberikan dukungan terhadap tahapan proyek selanjutnya.

“Studi ini menjadi dasar penting dalam merancang teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon yang sesuai dengan kondisi geologi wilayah Maluku,” ujar Taufan dalam keterangan tertulis, Senin (27/10/2025).

Executive Project Director INPEX Masela Ltd, Jarrad Blinco, menegaskan studi ini penting dalam perjalanan proyek LNG Abadi menuju realisasi, sekaligus bukti komitmen INPEX mendukung target nasional untuk transisi menuju energi bersih.

“Proyek ini proyek LNG pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan mendorong upaya dekarbonisasi Indonesia sambil tetap menyediakan energi bagi negara.” kata Jarrad Blinco.

Peneliti LAPI ITB, Benyamin Sapiie mengatakan penelitian CCS ini sangat bermanfaat untuk Inpex dan untuk pemerintah karena dapat mengetahui keekonomian dari sebuah wilayah operasi.

“Keberhasilan studi ini menandai langkah penting menuju pelaksanaan penuh proyek Abadi Masela, yang direncanakan akan berproduksi pada tahun 2030, sekaligus memperkuat komitmen Indonesia dalam mendukung transisi energi bersih dan pengurangan emisi karbon dari sektor hulu migas,” katanya.

Studi CCS ini sudah dimulai sejak tahun 2022 melalui kolaborasi dengan ITB untuk memberikan tinjauan subsurface yang komprehensif terkait kesiapan CCS dan mengestimasi kapasitas penyimpanan CO₂.

Studi lanjutan pada tahun 2024 dan 2025 yang meliputi analisis laboratorium, pemodelan 3D geomekanika, serta simulasi 4D coupled flow-geomechanics untuk memahami resiko dan ketidakpastian terkait containment dan perilaku plume CO₂ yand diinjeksikan.

Lihat juga Video: IPA Convex 2025: Meneguhkan Ketahanan Energi dalam Transisi Rendah Karbon

kabar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *