Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pemulihan sektor energi, khususnya kelistrikan di Aceh pascabencana banjir dan longsor masih menghadapi tantangan besar. Hingga kini, sebagian pasokan listrik di wilayah tersebut masih mengandalkan genset akibat kerusakan infrastruktur dan keterbatasan akses.
Secara teknis, Bahlil menjelaskan perkembangan pasokan listrik di Aceh. Saat ini, total kapasitas pembangkit di Banda Aceh sekitar 110 Mega Watt (MW) dan rata-rata beban yang masuk saat ini berkisar 66 MW.
“Jaringan induk yang telah terpasang kini mencapai sekitar 80-90%, dan diperkirakan dalam beberapa minggu semua akan kembali normal. Jika ini terjadi, aliran listrik dari Arun dan Bireuen akan bisa masuk secara normal,” jelas Bahlil dalam keterangan tertulis, Selasa (16/12/2025).
Untuk transmisi antarpulau Sumatra, Bahlil mengatakan sambungan sudah terkoneksi. Namun, meski jaringan dasar terhubung, distribusi ke desa-desa masih terkendala karena kerusakan infrastruktur yang parah.
Bahlil menegaskan bahwa banyak jalan yang sulit dilalui, tiang-tiang listrik yang roboh, dan beberapa desa masih terendam banjir. Jika listrik dipaksakan dialirkan ke area yang masih terendam, itu berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Berdasarkan data Tiim ESDM Siaga Bencana terkait perkembangan pemulihan pasokan listrik per Senin 15 Desember 2025 sekitar pukul 19.00 WIB. Secara nasional tercatat 1.789.566 pelanggan terdampak akibat bencana, 198.296 pelanggan masih padam, sementara 1.591.271 pelanggan telah menyala kembali.
Di Aceh, dari 970.954 pelanggan terdampak, 774.401 telah menyala kembali. Dari 6.500 desa terdampak, 5.961 desa telah kembali menyala dan 539 desa masih padam. Kabupaten dengan jumlah desa terdampak yang masih padam terbanyak adalah Aceh Tengah (147 desa), diikuti Bener Meriah (140), Aceh Tamiang (99), Gayo Lues (69) dan Aceh Timur (41). Kabupaten lain yang masih memiliki desa padam antara lain Aceh Utara, Bireuen, Nagan Raya, Aceh Tenggara dan Aceh Barat.
Adapun Sumatra Utara, dari 554.048 pelanggan terdampak, 543.346 pelanggan telah kembali menyala. Pemulihan sempat berhasil di semua kecamatan, namun hujan deras dan longsor serta jalan putus membuat tiga kabupaten belum sepenuhnya teraliri listrik. Misalnya di Tapanuli Tengah terdapat 5 dari 215 desa, 5 desa masih padam, Tapanuli Utara 4 dari 395 desa dan 1 dari 211 desa di Tapanuli Selatan masih padam).
Sementara di Sumatra Barat akibat adanya banjir susulan, tercatat 274.564 pelanggan terdampak, 273.804 pelanggan sudah menyala kembali. Tiga jorong/dusun kembali terendam banjir, yaitu Jorong Lambeh (145 pelanggan), Jorong Batu Busuak (530 pelanggan) dan Jorong Labuah (85 pelanggan).
Selain listrik, Bahlil melaporkan kondisi pasokan BBM dan LPG khususnya di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Menurutnya, kondisi di Sumatra Barat relatif lebih baik. Di Sumatra Utara, isu utama saat ini adalah ketersediaan LPG karena akses jalan masih terganggu sehingga dibutuhkan tambahan pasokan melalui jalur laut.
Untuk Aceh, Bahlil mengakui situasinya masih berat, khususnya di tiga kabupaten yang hanya dapat dijangkau melalui udara untuk memenuhi kebutuhan BBM dan LPG.
“Di tiga kabupaten di Aceh diperlukan upaya luar biasa karena akses darat belum memungkinkan. Kami menyalurkan pasokan lewat jalur udara menggunakan helikopter dan pesawat Hercules, memanfaatkan jalan tikus, serta mengirimkan dengan rakit. Apa pun yang bisa mempercepat distribusi, kami maksimalkan,” jelas Bahlil.






