Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif impor baru untuk produk furnitur. Tarif ini mencakup lemari dapur dan meja rias kamar mandi sebesar 50%, serta 30% untuk produk berlapis kain. Kebijakan tersebut berlaku mulai Rabu, 1 Oktober 2025.
Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut produk furnitur RI masih cukup diminati di AS. Bahkan, Negeri Paman Sam masih terus mengimpor kayu meranti dari Indonesia.
“Nanti kita lihat, karena ekspor furnitur kita masih berjalan. Mereka memang ada pembatasan, tapi juga ada permintaan. Misalnya kayu meranti untuk ekspor ke AS, atau furnitur dengan cover bukan kain, itu tidak dikenakan tarif seperti yang diumumkan,” kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Airlangga menambahkan, pemerintah masih bernegosiasi dengan AS untuk pengecualian tarif terhadap sejumlah komoditas, seperti sawit, karet, hingga kakao. Komoditas ini berpeluang mendapat pengecualian hingga 0%.
“Semua yang berbasis dari Indonesia, seperti kelapa sawit, karet, kakao, hampir dipastikan bisa diberikan nol,” jelasnya.
Tahap negosiasi kini sudah masuk proses legal drafting yang belum ditandatangani kedua negara. Airlangga berharap kesepakatan bisa tercapai pada Oktober mendatang.
“Ya tentu, sebelum ditandatangani tidak final. Jadi tunggu sampai selesai. Harapannya Oktober ini bisa disepakati,” ujarnya.
Sejumlah negara juga tengah bernegosiasi dengan AS untuk mendapat pengecualian produk furnitur, salah satunya Malaysia yang khawatir industrinya terdampak. Indonesia pun berpotensi terkena imbas kebijakan ini.
Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menilai permintaan ekspor furnitur RI bisa turun hingga 40%. Menurutnya, hal ini menjadi pukulan berat bagi industri dalam negeri.
“Pasti akan ada penurunan permintaan ketika tarif impor naik sampai 50%. Dampaknya bisa mencapai 40%, karena setiap kenaikan tarif 1% bisa mengurangi impor AS sebesar 0,8%. Tentu ini pukulan telak bagi industri furnitur dalam negeri yang pangsa pasarnya terbesar ke AS,” ujar Huda kepada detikcom, Minggu (28/9/2025).