Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pembangunan infrastruktur sering terbentur kepentingan untuk menjaga lahan agar tetap produktif. Lahan produktif tersebut seperti pertanian dan perkebunan.
“Bicara kebutuhan industri dan pengembangan ekonomi daerah, seringkali kita juga terbentur dengan kepentingan untuk menjaga lahan-lahan agar tetap produktif sebagai kawasan pertanian, perkebunan,” kata AHY dalam Pencapaian Pembangunan Infrastruktur 1 tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Kemenko IPK, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025).

AHY mengatakan, jika pembangunan infrastruktur tetap digenjot tanpa memperhatikan sektor lainnya, terutama pertanian dikhawatirkan program swasembada pangan tidak tercapai.
“Karena kalau semua terkonversi menjadi kawasan bisnis, industri, perumahan, maka makin habis dan makin berkurang padahal tadi kita ingin mencapai ketahanan pangan. Jadi, seringkali ada paradoks dan kita harus memilih, dilematis,” katanya.
Sementara lahan di perkotaan juga sangat terbatas karena semakin banyak masyarakat. “Karena semakin terbatasnya ruang, apalagi bicara di kawasan perkotaan yang sudah semakin padat penduduk. Oleh karena itu, tata ruang harus menjadi panglima pembangunan,” katanya.
AHY melanjutkan, pihaknya mengawal kebijakan satu peta untuk memperjelas fokus pembangunan.
“Itulah mengapa kami mengawal sebuah kebijakan yang namanya adalah One Special Planning Policy. Ini keberlanjutan dari One Map Policy. Kebijakan satu peta ruang seiring dengan kebijakan satu peta diharapkan lebih memperjelas mana yang akan kita fokuskan untuk pertumbuhan ekonomi dan mana untuk kebutuhan yang lain,” tambahnya.