Produksi kendaraan di Inggris turun tajam selama lima bulan berturut-turut. Penurunan produksi ini tak lepas dari tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang turut menghantam industri otomotif.
Berdasarkan data dari Asosiasi Manufaktur dan Produsen Motor Inggris (SMMT), volume produksi mobil turun sebesar 32,8% menjadi 49.810 unit per Mei 2025. Volume produksi ini merupakan terendah sejak 1949, apabila masa covid-19 di mana banyak pabrik tutup tidak terhitung.
Pengiriman ke dua pasar terbesar Inggris, Uni Eropa dan AS, masing-masing turun sebesar 22,5% dan 55,4%. Penurunan produksi mobil sebagian besar disebabkan oleh dampak tarif Trump, pergantian model yang sedang berlangsung, hingga restrukturisasi.
Pada awal April lalu, Trump menerapkan tarif sebesar 25% pada semua mobil dan suku cadang mobil yang diimpor ke AS. Penerapan tarif ini sempat membuat merek-merek mewah Inggris, seperti Aston Martin dan Jaguar Land Rover untuk menghentikan sementara pengiriman ke AS.
Namun, pada awal bulan Mei, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mengurangi pungutan yang dibayarkan oleh perusahaan-perusahaan berbasis di AS terhadap mobil-mobil Inggris menjadi 10% untuk 100.000 mobil pertama yang diimpor setiap tahun.
“Meskipun tahun 2025 terbukti menjadi tahun yang sangat menantang bagi produksi otomotif Inggris, ada awal dari optimisme untuk masa depan,” kata Kepala Eksekutif SMMT Mike Hawes dikutip dari CNBC International, Jumat (27/6/2025).
Mike menerangkan kesepakatan perdagangan dengan pangsa pasar penting, terutama AS dan UE dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga membantu relaksasi kondisi saat ini.
“Konfirmasi kesepakatan perdagangan dengan pasar-pasar penting, terutama AS dan hubungan yang lebih positif dengan UE, serta strategi pemerintah mengenai industri dan perdagangan yang mengakui peran penting sektor ini dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, akan membantu pemulihan,” ujar Hawes.