Trump Sebut AS Kebanyakan Hari Libur, Ganggu Ekonomi!

Posted on

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menilai AS terlalu banyak hari libur nasional. Kondisi ini dapat merugikan perekonomian nasional, bahkan hingga miliaran dolar.

Menurut Trump sebagian besar kerugian ini berasal dari penutupan operasional banyak perusahaan saat hari libur berlangsung. Karena itu dirinya kini menyerukan pengurangan hari libur nasional di Amerika.

“Terlalu banyak hari libur yang tidak perlu di Amerika. Negara kita merugi MILIARAN DOLAR saat menutup semua bisnis ini,” kata Trump dalam unggahan di Truth Social sebagaimana dikutip dari CNN, Sabtu (21/6/2025).

“Para pekerja juga tidak menginginkannya! Sebentar lagi kita akan memiliki hari libur untuk setiap hari kerja dalam setahun. Itu harus diubah jika kita ingin MEMBUAT AMERIKA HEBAT LAGI!” sambungnya.

Namun apakah penilaian Trump tersebut sesuai kenyataan di lapangan?

Berdasarkan penelusuran CNN, sebagian besar penelitian tentang dampak hari libur nasional terhadap perekonomian kerap diukur berdasarkan tingkat produktivitas para pekerja. Di mana saat libur nasional tiba, tingkat produktivitas pekerja jatuh ke angka nol karena tidak ada kegiatan di perusahaan.

Masalahnya, penurunan produktivitas ini tidak hanya terjadi saat hari libur nasional berlangsung. Melainkan hari-hari sebelum dan sesudahnya, karena pekerja cenderung menjadwalkan waktu libur di sekitar hari-hari tersebut.

Kondisi ini kerap kali turut membuat karyawan lain yang memilih untuk tidak mengambil hari libur tersebut memiliki beban kerja yang lebih berat, sehingga mengurangi produktivitas mereka.

Sebuah studi tahun 2022 oleh dua ekonom juga menemukan bahwa ketika hari libur nasional jatuh pada akhir pekan dan tidak dijadwalkan ulang menjadi hari kerja, total output negara atau produk domestik bruto meningkat sebesar 0,08% hingga 0,2% dibandingkan dengan saat hari libur tersebut dijadwalkan ulang pada hari kerja.

Dari banyaknya sektor usaha yang paling terdampak dari hari libur nasional adalah manufaktur. Sebab dalam kurun waktu itu pabrik-pabrik berhenti beroperasi dan tidak menghasilkan barang sama sekali.

Namun dampak penurunan produktivitas ini dinilai hanya berlangsung dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, waktu istirahat yang dibayar termasuk selama hari libur nasional meningkatkan moral pekerja dan dapat membuat mereka lebih produktif dari waktu ke waktu.

“Itu karena orang yang bekerja lebih banyak belum tentu lebih produktif, karena mereka cenderung lebih mudah kelelahan,” tulis CNN dalam laporannya.

Selain itu, bertentangan dengan pendapatan Trump, dikatakan tidak seluruh sektor bisnis di Amerika tutup sepenuhnya pada hari libur Nasional. Bahkan banyak pekerja termasuk petugas tanggap darurat, pekerja ritel dan transportasi, hingga perhotelan malah tetap bekerja pada hari-hari tersebut.

Belum lagi terkait pengeluaran, konsumen cenderung melakukan lebih banyak pembelian pada hari libur. Terutama karena bisnis menjadwalkan promosi penjualan di sekitar hari libur. Sehingga secara khusus sektor pariwisata, perhotelan, dan ritel cenderung paling diuntungkan.

Namun bukan hanya bisnis besar, usaha kecil dan menengah juga dapat keuntungan dari hari libur nasional ini. Dalam sebuah studi pada 2018 lalu ditemukan saat hari libur nasional di Inggris Raya memberikan toko-toko kecil keuntungan tambahan rata-rata sebesar £253 atau sekitar US$ 340 (Rp 5.574.640 jika dihitung dengan asumsi kurs Rp 16.396/dolar AS).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *