Pengguna layanan beli sekarang bayar nanti, alias paylater untuk belanja kebutuhan pokok seperti bahan makanan di Amerika Serikat (AS) meningkat cukup drastis imbas kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Hal ini menunjukkan semakin banyak warga AS yang sedang menghadapi tekanan keuangan.
Peningkatan jumlah pengguna paylater ini menunjukkan banyaknya warga AS yang mulai kewalahan karena tekanan ekonomi Negeri Paman Sam yang tidak menentu. Di mana kondisi ini turut membuat mereka mengalami kesulitan bahkan untuk membeli kebutuhan pokok.
Melansir CNBC, Rabu (30/4/2025), dalam survei yang dilakukan perusahaan pinjaman online Lending Tree pada 2-3 April terhadap 2.000 konsumen AS berusia 18-79 tahun, sekitar setengah atau 50% di antaranya mengaku sudah menggunakan layanan paylater.
Dari jumlah tersebut, 25% responden mengatakan bahwa mereka menggunakan pinjaman paylater untuk membeli bahan makanan. Angka ini naik dari 14% pada 2024 dan 21% pada 2023 lalu.
“Sementara itu, 41% responden mengatakan bahwa mereka melakukan pembayaran terlambat atas pinjaman paylater tahun lalu, naik dari 34% pada tahun sebelumnya,” tulis survei tersebut.
Kepala analis keuangan konsumen Lending Tree, Matt Schulz, mengatakan sekarang ini layanan paylater banyak digunakan oleh konsumen untuk memperpanjang anggaran mereka alias meminimalkan penggunaan uang tunai atau metode pembayaran yang secara langsung mengurangi ‘isi dompet’.
“Inflasi masih menjadi masalah. Suku bunga masih sangat tinggi. Ada banyak ketidakpastian seputar tarif dan masalah ekonomi lainnya, dan semuanya akan bertambah hingga banyak orang mencari cara untuk memperpanjang anggaran mereka semampu mereka,” terangnya.
“Bagi banyak orang, itu berarti bergantung pada pinjaman beli sekarang, bayar nanti,” kata Schulz lagi.
Ia mengatakan layanan paylater memungkinkan konsumen untuk membagi biaya belanja mereka menjadi beberapa pembayaran yang lebih kecil. Kondisi ini merupakan alternatif populer untuk kartu kredit karena sering kali tidak mengenakan bunga.
Namun, konsumen dapat dikenakan biaya tinggi jika mereka terlambat membayar, dan mereka dapat mengalami masalah jika mereka menumpuk beberapa pinjaman. Sayang dalam survei Lending Tree tersebut, 60% pengguna paylater mengatakan bahwa mereka memiliki beberapa pinjaman sekaligus, dengan hampir seperempat atau 25% mengatakan bahwa mereka memiliki tiga atau lebih pinjaman sekaligus.
“Sangat penting bagi orang untuk berhati-hati saat menggunakan hal-hal ini, karena meskipun hal tersebut dapat menjadi alat bebas bunga yang sangat bagus untuk membantu Anda bertahan hidup dari satu gaji ke gaji berikutnya, ada juga banyak risiko dalam salah mengelolanya. Jadi, orang harus berhati-hati,” paparnya. darurat