Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan kondisi listrik terkini di Aceh usai bencana banjir dan longsor. Darmawan menyampaikan aliran listrik di 15 Kabupaten/Kota telah dinyatakan pulih 100%.
Sementara 8 Kabupaten masih dalam proses pemulihan. Darmawan menyampaikan kecepatan proses pemulihan kelistrikan pasca bencana ini sangat erat berhubungan dengan akses evakuasi material di lokasi.
“Daerah-daerah yang memang aksesnya masih terbuka, pemulihan sistem kelistrikan bisa berjalan dengan cepat, sedangkan daerah-daerah yang masih terisolasi, pemulihannya agak sedikit lebih lambat dan terkendala,” ujar Darmawan dalam rakor satgas pemulihan bencana yang disiarkan di YouTube DPR RI, Selasa (30/12/2025).
Itu sebabnya masih ada tiga daerah di Aceh yang pemulihan sistem kelistrikannya masih rendah. Ketiga daerah itu yakni Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues.
“Tiga daerah dengan pemulihannya yang masih paling rendah adalah satu Aceh Tengah, ini adalah 70,8% desa sudah menyala, sisanya masih padam. Kemudian kedua adalah Bener Meriah, yaitu 83,6% desa dari 194 desa, masih ada 38 desa yang padam. Kemudian Gayo Lues dari 95 desa, 41 desa masih padam, 69,9% desa sudah menyala,” terang Darmawan.
Darmawan turut memaparkan untuk proses evakuasi material kelistrikan di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah masih menggunakan kendaraan udara. Sementara untuk proses evakuasi materian dan pemulihan di Kabupaten Gayo Lues sudah bisa dilakukan melalui jalur darat.
“Gayo Luwes ini ada berita yang cukup mengembirakan, jalur dari Langsa, Kutacane sampai ke Blangkejeren sudah mulai terbuka sehingga 210 tiang listrik kami sedang dalam perjalanan,” jelasnya.
Sementara pemulihan untuk Aceh Tengah dengan Bener Meriah, proses evakuasi 510 tiang listrik masih menggunakan Hercules, itu sebabnya pemulihan listrk belum merata.
“Dalam hal ini masih sekitar 70-80% yang sudah menyala, sisanya dalam proses menunggu juga evakuasi material kami menggunakan akses udara,” tutur Darmawan.
Di sisi lai, meski ada wilayah di Provinsi Aceh yang proses pemulihan sistem kelistrikannya bisa dilakukan dengan cepat. Namun kerusakan sistem kelistrikan di rumah pelanggan sekitar wilayah itu malah sangat berat.
Sebagai contoh ada Kabupaten Aceh Utara di mana dari 850 desa, hanya 2 desa yang padam. Namun kerusakan kelistrikan di rumah pelanggan PLN yang ada lebih dari 80 ribu rumah. Jadi listrik puluhan ribu rumah itu masih padam.
“Jadi untuk Kabupaten Aceh Utara pemulihan sistem listrikannya sudah sangat tinggi, tetapi dampak kerusakan dengan rumah pelanggannya sangat tinggi sekali dan ini terbesar di seluruh Aceh,” paparnya.
Begitu juga dengan kondisi Kabupaten Aceh Tamiang, di mana dari 209 desa hanya 7 desa yang masih padam dan sisanya sudah menyala. Namun jumlah rumah pelanggan PLN yang terdampak lebih dari 38 ribu rumah.
“Kemudian juga di Biren, itu desa menyala sudah dari 609 desa, 607 desa sudah menyala yang padam hanya 2 desa tetapi jumlah rumah terdampaknya lebih dari 31 ribu rumah. Kemudian dari Aceh Timur, ini dari 513 desa, 491 desa sudah menyala atau 95%, desa yang padam 22 desa, jumlah rumah terdampak lebih dari 11 ribu rumah,” terangnya lagi.
Pada akhirnya meski jalur evakuasi materian kelistrikan di sejumlah wilayah sudah terbuka dan dapat diakses PLN, namun kondisi ini tak serta merta langsung membuat listrik di desa-desa terdampak dapat langsung dinyalakan.
“Jadi desanya sudah menyala tetapi rumah-rumah pelanggan PLN juga masih tertimbun dengan lumpur sehingga kami belum berani menyalakan, karena belum bisa, karena nanti bisa konslet,” pungkasnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Tonton juga video “Bahlil Kirim Tower Listrik ke Lokasi Banjir Aceh-Sumut Pakai Hercules”






