Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengebut pekerjaan pembangunan hunian sementara (huntara) di tiga provinsi Sumatera yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Per 28 Desember 2025, jumlah rumah rusak berat di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai 47.149 unit.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pekerjaan pembangunan huntara menyesuaikan dengan arahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Di Aceh sendiri, saat ini fokus pembangunannya baru di dua wilayah yakni Aceh Tamiang dan Bener Meriah.
“Kami sudah berkomunikasi dengan dua Bupati terkait, mungkin dalam waktu dekat, yang cepat mungkin akan ada di Tamiang karena lahan sudah siap. Kemudian sudah dua hari terakhir ini kami sudah melakukan pematangan lahan, mungkin hari ini satu contoh unit sudah bisa berdiri,” kata Dody, dalam acara Rapat Koordinasi (Rakor) Satgas Pemulihan Pasca Bencana dengan K/L Daerah Terdampak, disiarkan melalui Youtube DPR RI, Selasa (30/12/2025).
Dalam proses pembangunan huntara ini, Dody mengatakan, pihaknya menjalin koordinasi erat bersama para stakeholder, khususnya pemerintah daerah (pemda) setempat agar pembangunan berjalan efektif, efisien dan berkesinambungan.
Sebagai informasi, data Kementerian PU mencatat, per 28 Desember 2025 pukul 08.00, tercatat jumlah rumah rusak berat di 3 provinsi terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor mencapai 47.149 unit.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 29.542 unit atau sekitar 62,7 % ditangani melalui pembangunan huntara, sementara 17.057 unit sisanya dibantu melalui skema Dana Tunggu Hunian (DTH).
Di Provinsi Aceh, tercatat 38.169 unit rumah rusak berat. Saat ini pemerintah tengah membangun sebanyak 28.236 unit huntara, atau sekitar 74 % dari total rumah rusak berat, sedangkan 9.996 unit lainnya mendapatkan bantuan Dana Tunggu Hunian.
Hingga 30 Desember 2025 pukul 11.00 WIB, pembangunan huntara yang berlokasi di Kabupaten Aceh Tamiang terletak di atas lahan Kompleks DPRK-Kantor Bupati Aceh Tamiang memasuki tahap konstruksi utama. Konstruksi berupa pembangunan satu blok huntara terdiri dari 12 unit modular telah selesai pekerjaan frame, dan tengah dilakukan proses erection atap serta pemasangan panel dinding.
Kemudian pekerjaan dilanjutkan dengan pembangunan pondasi umpak untuk blok kedua yang juga telah rampung, dan pelaksanaan konstruksi mulai berlanjut ke blok ketiga. Diharapkan 7 blok yang menampung 336 orang dapat berdiri seluruhnya pada Januari 2026.
Sementara untuk Provinsi Sumatera Utara, tercatat dari 6.322 unit rumah rusak berat, pembangunan huntara dikerjakan sebanyak 876 unit atau sekitar 14 % dan 4.833 unit lainnya dibantu melalui Dana Tunggu Hunian. Pembangunan huntara terus didorong seiring percepatan kesiapan lahan dan dukungan logistik di lapangan.
Di Provinsi Sumatera Barat, dari total 2.658 unit rumah rusak berat, sebanyak 430 unit huntara telah direncanakan untuk dibangun atau sekitar 16%. Sedangkan 2.228 unit lainnya memperoleh bantuan Dana Tunggu Hunian sebagai solusi sementara bagi masyarakat terdampak.
Huntara yang dibangun dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, antara lain dapur umum, area cuci, mushola, serta sarana sanitasi yang memadai. Fasilitas tersebut disiapkan untuk menunjang pemenuhan kebutuhan dasar warga selama menempati hunian sementara.






