Industri Manufaktur Lokal Bisa Setara Produk Eropa

Posted on

Industri manufaktur di Indonesia saat ini terus mencatat kemajuan yang signifikan. Kondisi ini terus dibarengi dengan penguasaan teknologi manufaktur dan kontrol mutu produk yang semakin matang.

Untuk produksi roda gigi presisi tinggi, khususnya hingga tahap gear grinding, hampir selalu bergantung pada teknologi Eropa seperti Jerman, kini pabrik dalam negeri mulai menunjukkan kemampuan setara.

Roda gigi merupakan komponen vital di berbagai sektor industri berat, mulai dari minyak dan gas, semen, pupuk, hingga pulp dan kertas. Kualitas roda gigi sangat menentukan keandalan mesin, efisiensi energi, serta kesinambungan produksi.

Untuk menghasilkan roda gigi berkualitas premium, proses manufaktur harus dikendalikan secara ketat sesuai standar internasional. Tahapan ini dimulai dari pemilihan material yang telah melalui pengujian komposisi kimia, kekerasan, dan kekuatan mekanis guna menjamin konsistensi mutu.

Proses produksi selanjutnya mengandalkan mesin presisi tinggi, seperti turning, hobbing, dan gear generator, yang kemudian disempurnakan melalui finishing menggunakan mesin gear lapping dan gear grinding. Tahap akhir ini menjadi penentu utama kehalusan permukaan dan akurasi gigi roda.

Dari sisi ketahanan, proses heat treatment memegang peranan penting. Metode seperti carburizing (case hardening), induction hardening, quenching, dan tempering dilakukan sesuai standar internasional, antara lain JIS, DIN, AGMA, dan ASTM, untuk memastikan kekerasan dan umur pakai roda gigi optimal.

Salah satu pemain nasional yang mencuri perhatian adalah PT Seraya Perkasa Mututama melalui unit usahanya, Seraya Gears. Perusahaan ini tercatat sebagai pabrik manufaktur dan refurbish gearbox bersertifikat ISO 9001:2015 pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Berlokasi di Cikarang Pusat, Seraya Gears memiliki kemampuan produksi roda gigi berdiameter hingga 5,5 meter serta didukung mesin gear grinding. Perusahaan ini juga mampu memproduksi double helical gear dan spiral bevel gear yang selama ini identik dengan produk impor.

“Finishing yang akurat untuk menghasilkan permukaan yang halus dan kualitas gear yang tinggi dilakukan melalui proses gear grinding. Saat ini, pabrik roda gigi dalam negeri sudah mampu menguasai teknologi tersebut,” ujar pendiri Seraya Gears, Suwandi dalam keterangannya, ditulis Selasa (23/12/2025).

Kepercayaan industri pun mulai terbentuk. Sejumlah perusahaan besar seperti PT Pertamina, PT Badak NGL, PT Pusri, PT Indocement, hingga RAPP tercatat telah menggunakan produk roda gigi dari pabrik ini untuk menunjang operasional mereka.

Dalam menjaga konsistensi mutu, perusahaan menerapkan sistem Total Quality Control (TQC) secara menyeluruh. Setiap produk melewati pemeriksaan dimensi, backlash, run-out, kekerasan material, hingga akurasi profil gigi menggunakan alat ukur terkalibrasi.

“Hasilnya adalah produk berkualitas yang mampu menjaga produktivitas industri tanpa gangguan,” ujar Direktur Utama PT Seraya Perkasa Mututama, Mario Shandi.

Perbedaan kualitas roda gigi berdampak langsung pada biaya operasional industri. Roda gigi berkualitas rendah memang terlihat lebih ekonomis di awal, namun berisiko menimbulkan downtime, kerusakan mendadak, dan pembengkakan biaya perawatan.

Sebaliknya, roda gigi berkualitas tinggi mampu menyalurkan tenaga secara optimal, menjaga tingkat kebisingan dan vibrasi tetap normal, memperpanjang umur pakai mesin, serta meminimalkan risiko terhentinya produksi.

Dengan penguasaan teknologi manufaktur dan kontrol mutu yang semakin matang, industri roda gigi nasional kini tidak hanya mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga memperkuat daya saing manufaktur Indonesia di sektor industri berat.**

Tonton juga video “Satgas Impor Bakal Kaji Regulasi, Permendag No 8 Kena Revisi?”