Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada November 2025 tumbuh sebesar 8,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Oktober 2025 sebesar 7,7% (yoy). Dengan peningkatan itu tercatat uang beredar saat ini sebesar Rp 9.891,6 triliun.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso mengatakan perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 11,4% (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,9% (yoy).
“Perkembangan M2 pada November 2025 terutama dipengaruhi oleh tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) dan perkembangan penyaluran kredit,” tambah dia dalam keterangannya, Senin (22/12/2025).
Tagihan bersih sistem moneter kepada Pempus tumbuh sebesar 8,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 5,4% (yoy).
Kemudian penyaluran kredit pada November 2025 tercatat sebesar Rp8.196,4 triliun atau tumbuh sebesar 7,9% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,0% (yoy) (Tabel 2).
“Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 9,7% (yoy), setelah pada Oktober 2025 tumbuh sebesar 10,4% (yoy),” pungkasnya.
Uang Primer (MO) adjusted pada November 2025 tumbuh 13,3% (yoy), melanjutkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 14,4% (yoy), sehingga tercatat sebesar Rp2.136,2 triliun.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan giro bank umum di Bl adjusted sebesar 24,2% (yoy) dan uang kartal yang diedarkan sebesar 13,1% (yoy). Berdasarkan faktor yang mempengaruhinya, pertumbuhan MO adjusted telah mempertimbangkan dampak pemberian insentif likuiditas (pengendalian moneter adjusted).






