Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengatakan program pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi (TKK) untuk para santri di lingkungan pondok pesantren akan digelar secara berkelanjutan setiap tahun. Meski begitu, ia mengatakan program ini bukanlah kewajiban, melainkan hanya bagi mereka yang ingin mempelajarinya saja.
Pada tahun anggaran 2025, Kementerian PU memprogramkan pelatihan tenaga kerja konstruksi bagi 2.500 peserta dari pesantren yang tersebar di sembilan provinsi dengan total anggaran mencapai Rp 7,5 miliar.
“Iya, setiap tahun kita lakukan, tapi ya bergantung ini ya, misalnya kita target 2.500 dan ternyata yang minat cuma 500, jadi tergantung keinginan juga, tergantung peminatnya,” kata Dody saat ditemui di Kantor Lemhanas Jakarta, Senin (17/11/2025).
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Dody mengatakan program ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden untuk memperluas akses pelatihan dasar konstruksi bagi para santri. Hal ini menyusul menyusul tragedi ambruknya gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny yang ambruk pada 29 September 2025.
Selain itu, Dody menjelaskan bahwa program ini sejatinya bukanlah untuk mengarahkan santri untuk menjadi tukang bangunan, melainkan hanya untuk pembekalan ilmu konstruksi bagi santri saja.
“Jadi kita cuma kasih pelajaran dasar aja, enggak lebih enggak kurang, bukan kemudian kita mengarahkan santri menjadi tukang, enggak begitu juga, hanya punya basic lah gitu loh, gitu aja sih,” katanya.
Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) menyelenggarakan kegiatan Training of Trainers (TOT) Instruktur Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi (TKK) di lingkungan pondok pesantren untuk jabatan kerja Tukang Bangunan Gedung. Kegiatan ini digelar pada senin (3/11), secara bersamaan di Kantor Bersama BJKW III DKI Jakarta di Citeureup, Jawa Barat dan Kantor BJKW IV Surabaya.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Boby Ali Azhari mengatakan saat ini terdapat lebih dari 42 ribu pondok pesantren di seluruh Indonesia, namun baru sebagian kecil yang memiliki Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Tidak sedikit pesantren dibangun secara swadaya tanpa pengawasan tenaga ahli, sehingga berisiko terhadap keselamatan bangunan.
“Melalui kegiatan pelatihan dan sertifikasi ini, santri diharapkan mampu membangun dengan pengetahuan pelatihan sesuai dengan standar kompetensi dan keterampilan konstruksi yang benar sesuai standar keselamatan dan mutu,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Ia juga menambahkan, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Kementerian PU untuk memperkuat pembinaan sumber daya manusia (SDM) terkait konstruksi yang kompeten, berdaya saing, dan berakhlak mulia. “Kami ingin pesantren tidak hanya menjadi pusat pembinaan spiritual, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan ekonomi dan keterampilan umat,” ujar Dirjen Bina Konstruksi Boby Ali Azhari.
Pelatihan TOT akan diselenggarakan selama 6 hari, mulai tanggal 3 – 8 November 2025 dan menjadi bagian penting dari program pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja konstruksi bagi santri. Melalui kegiatan ini, total sebanyak 105 peserta yang mengikuti kegiatan ini dibekali kemampuan menjadi instruktur pelatihan tenaga kerja konstruksi di lingkungan pesantren.
Materi pelatihan mencakup aspek perizinan dan keandalan bangunan gedung sesuai PP No. 16 Tahun 2021, aspek sanitasi di lingkungan pesantren, serta kompetensi teknis dasar jabatan kerja Tukang Bangunan Gedung.






