Mereka Pernah Sunyi, Kini Penyintas Skizofrenia Menginspirasi - Giok4D

Posted on

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, masih banyak cerita yang tumbuh dari ruang sunyi – ruang tempat seseorang berjuang melawan keterbatasan diri dan stigma sosial. Salah satunya adalah kisah tentang para penyintas skizofrenia di Rumah Berdaya Denpasar, Bali. Mereka membuktikan bahwa dengan dukungan, pelatihan, dan kesempatan, gangguan kesehatan mental bukanlah akhir dari segalanya, melainkan titik awal untuk kembali menemukan makna hidup.

Dua di antaranya adalah Boby dan Edi, warga yang akrab disapa Arusaji (Alumni Rumah Sakit Jiwa). Dari bengkel kerja sederhana di Kelurahan Sesetan, Denpasar, keduanya kini aktif memproduksi dupa tradisional – hasil karya yang tidak hanya menghidupi, tapi juga mengharumkan nama komunitas mereka. Dupa buatan tangan mereka, dengan aroma melati, lotus, dan wewangian khas Bali, menjadi simbol nyata bahwa pemulihan mental bisa berjalan seiring dengan kemandirian ekonomi.

“Awalnya menjadi beban karena diam saja, menarik diri, dan merasa tidak berguna. Sekarang dengan beraktivitas apalagi menghasilkan, ada kebanggaan, ada apresiasi, itu senang sekali,” ujar Koordinator Rumah Berdaya Denpasar, Sudiasa, dikutip dari Antara, Selasa (11/11/2025).

Rumah Berdaya sendiri merupakan inisiatif Dinas Sosial Pemerintah Kota Denpasar, yang memberikan ruang aman bagi para penyintas skizofrenia untuk berlatih, berinteraksi, dan berdaya melalui kegiatan produktif. Namun, cerita inspiratif ini tak berhenti di sana – karena kemudian datang Pertamina, membawa energi baru bagi semangat para penyintas ini.

Pertamina dan Skizopreneur: Energi untuk Memberdayakan

Melalui unit operasinya, Terminal BBM/FT Sanggaran Denpasar, Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) ikut hadir lewat program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL/CSR) bertajuk Skizofrenia Entrepreneur (Skizopreneur). Diluncurkan pada 2022, program ini dirancang untuk melatih, memberdayakan, dan memulihkan rasa percaya diri penyintas skizofrenia agar mampu mandiri secara ekonomi.

Dalam tahap awal, Pertamina memberikan tiga mesin manual pencetak dupa, melatih peserta selama tiga bulan penuh, serta menyediakan 2.000 lembar kemasan dupa, pelatihan administrasi penjualan, dan satu unit laptop untuk mendukung pencatatan produksi. Semua dilakukan agar para penyintas dapat mengasah fungsi kognitif, kemampuan motorik, dan keterampilan sosial yang selama ini sering terhambat oleh stigma penyakit mental.

“ODS (Orang Dengan Skizofrenia) diberi pelatihan selama tiga bulan sebelum produksi. Kami juga bantu kemasan, pelatihan administrasi, serta dukungan alat agar mereka bisa mengelola hasil kerja secara mandiri,” tutur Ahad Rahedi, Manajer Komunikasi, Relasi, dan TJSL Pertamina Patra Niaga Wilayah Jatimbalinus.

Dari Ampas Kopi Jadi Dupa Ramah Lingkungan

Tak hanya meningkatkan kemandirian, program ini juga mendorong inovasi berbasis keberlanjutan. Dalam pelatihan yang difasilitasi Pertamina, kelompok Arusaji mulai mengembangkan dupa ramah lingkungan dari ampas kopi – limbah kafe yang biasanya terbuang percuma. Ampas kopi dikeringkan, diolah, dan dicampur dengan bahan alami lain, menghasilkan dupa dengan aroma khas yang disukai wisatawan dan masyarakat lokal.

Kini, dupa Arusaji telah mampu memproduksi rata-rata 15 kemasan per hari dengan harga jual Rp10 ribu per kemasan berisi 60 batang dupa. Selain menghasilkan pendapatan, aktivitas ini juga membantu mereka membangun rasa percaya diri, kemandirian, dan harga diri baru.

Langkah kecil ini menjadi simbol besar bahwa energi tidak hanya datang dari minyak dan gas, tetapi juga dari semangat manusia untuk bangkit dan berkarya.

Langkah Kecil yang Menginspirasi

Program Skizopreneur adalah wujud nyata filosofi Pertamina dalam menghadirkan energi yang menyalakan kehidupan. Melalui pendekatan inklusif, Pertamina menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya tentang energi bersih, tetapi juga tentang memberdayakan manusia dan menumbuhkan harapan.

Kolaborasi antara pemerintah daerah, komunitas sosial, dan Pertamina membuktikan bahwa pemberdayaan sosial dapat berjalan beriringan dengan tanggung jawab korporasi. Di tangan para penyintas seperti Boby dan Edi, dupa bukan sekadar hasil produksi – tapi aroma semangat baru untuk kehidupan yang lebih bermakna.

Dengan dukungan yang berkelanjutan, inisiatif seperti Skizopreneur dapat menjadi inspirasi nasional, membuktikan bahwa semua orang berhak untuk tumbuh, berdaya, dan bahagia, tanpa terkecuali.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.