Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa harga kelapa per butirnya bisa mencapai Rp 6.000. Hal ini seiring dengan langkah pemerintah yang tengah menggenjot hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan, da peternakan.
Awalnya kata Amran, per butir kelapa hanya dihargai Rp 600. Namun sejak dilakukan hilirisasi, harga jual kelapa per butirnya sudah mengalami kenaikan harga menjadi Rp 3.500 per butir. Hal ini ia dapati ketika melakukan kunjungan ke wilayah Maluku Utara.
“Kami baru kunjungan di Maluku Utara, harga kelapa, sebelum kita hilirisasi, harganya Rp 600 per biji. Sekarang Rp 3.500 per biji, itu naik kurang lebih 500%,” kata Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
“Dan kita harap, harusnya harganya minimal Rp 5.000 dan bisa naik 1.000% harusnya Rp 6.000,” tambahnya.
Kemudian, Amran menjelaskan bahwa nilai ekspor kelapa Indonesia saat ini mencapai Rp 24 triliun. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai eksportir kelapa terbesar di dunia. Namun potensi hilirisasi masih sangat besar.
“Nah, ini kita hilirisasi kalau sesuai diagram pohon industri, itu bisa 100 kali lipat. Artinya apa? Bisa Rp 2.400 triliun, tapi itu secara teori. Bisa saja hanya 50 kali lipat, atau 20 kali lipat,” katanya.
Lebih lanjut, Amran mengatakan pemerintah dan Danantara telah memfinalisasi hilirisasi sektor pertanian, perkebunan dan peternakan. Ia menyebutkan total investasi hilirisasi sektor pertanian, pangan, peternakan, hortikultura, dan perkebunan mencapai Rp 371 triliun.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Keuntungan nanti ke depan bisa mempekerjakan orang 1,4 juta di perkebunan, peternakan, dan seluruhnya kurang lebih 3 juta ke depan. Mudah-mudahan 3 tahun, 4 tahun ini selesai,” katanya.






