Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku ada yang mengirim pesan ke dirinya tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk perbaikan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur yang ambruk pada Senin (29/9).
Padahal, Purbaya baru mengatakan akan melihat proposalnya terlebih dahulu. Kemudian, ada yang mengirim pesan melalui WhatsApp (WA) agar perbaikan Ponpes Al Khoziny jangan menggunakan APBN untuk mencegah kecemburuan pihak lain.
“Waktu itu saya sudah ngomong begitu ‘saya akan lihat’, sudah ada tuh yang WA ke saya ‘jangan, nanti yang lain iri’,” ungkap Purbaya di Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Sayangnya Purbaya tidak menyebutkan siapa orang yang WA dirinya. Sampai saat ini ia mengaku belum terima proposal terkait perbaikan Ponpes Al Khoziny menggunakan APBN.
Jika sudah melihat proposalnya, Purbaya memastikan akan segera membuat keputusan apakah perbaikan Ponpes Al Khoziny harus menggunakan APBN atau tidak.
“Saya nggak tahu gimana yang terbaik, tapi nanti begitu lihat proposal saya akan buat keputusan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menilai renovasi Ponpes Al Khoziny layak menggunakan APBN. Pasalnya ada 1.900 santri di dalamnya.
“Al Khoziny ini layak dibantu APBN karena ya kalau jumlah santrinya 1.900 mau sekolah di mana? Mau dibiarkan di tenda? Pemerintah mau diam saja? Kepada teman-teman yang memprotes menggunakan APBN, apa solusi Anda? Kepada DPR yang ada satu dua orang yang memprotes, apa solusi Anda? Dengan 1.900 santri yang sedang belajar,” ujar Cak Imin di kantornya, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (14/10).
Cak Imin meminta semua pihak melihat nasib 1.900 santri di Ponpes Al Khoziny. Dia mengaku heran ada kritik terhadap upaya pemerintah melindungi para santri yang sedang belajar.
“Jadi tolong dibuka mata bahwa yang kita tolong adalah anak-anak negeri yang sedang belajar sehingga saya sangat tidak habis pikir yang dikritik kok upaya pemerintah yang sedang melindungi anak yang sedang belajar dan tidak ada tempat belajar. Nanti kalau kita tidak melakukan sesuatu marah juga, kan aneh ya. Makanya itu harus menjadi kesadaran kita bersama,” ujarnya.