Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan Indonesia bisa menjadi negara ekonomi syariah nomor satu di dunia tahun depan. Saat ini Indonesia masih berada di posisi ketiga.
“Tahun depan harusnya kita nomor 1 ekonomi syariahnya,” kata dia dalam Investor Daily Summit 2025, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Ia meyakini target itu bisa tercapai karena Indonesia memiliki modal besar dari berbagai sektor. Adapun sektor yang mendorong ekonomi syariah, mulai dari fesyen, pariwisata, keuangan syariah, hingga makanan dan minuman.
“Kalau kita hitung secara lebih baik dan memasukkan sektor makanan dan minuman. Karena Indonesia makanan dan minuman ini compliance, harus ada sertifikasi halalnya. Maka itu tambahannya US$ 120 billion, itu adalah sektor yang besar, ditambah dengan sektor pakaian sekitar US$ 20 billion,” ungkapnya.
Untuk diketahui, dalam keterangan resmi di website Kemenko Perekonomian, kinerja ekonomi syariah Indonesia menunjukkan tren positif dan potensi yang besar. Dapat dilihat dari pangsa usaha syariah dalam PDB yang terus meningkat, produk halal tersertifikasi melonjak pesat, ekspor produk halal semakin kompetitif, dan aset keuangan syariah tumbuh konsisten hingga lebih dari Rp 10 ribu triliun pada 2025.
Lebih lanjut, terdapat tiga strategi yang diperlukan untuk meningkatkan ekonomi syariah Indonesia. Pertama, memperluas akses pembiayaan syariah melalui skema inovatif seperti KUR Syariah dan Bullion Bank.
Penyaluran KUR Syariah selama 10 tahun terakhir (2015-2025) telah mencapai Rp 75 triliun untuk 1,3 juta debitur dan realisasi Bank Bullion sejak peluncurannya pada Februari 2025 sudah mencapai total 45 ton emas yang dapat diintegrasikan dengan instrumen sosial seperti wakaf produktif.
Kedua, meningkatkan edukasi dan literasi keuangan syariah melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusi (DNKI) tentang perluasan dan pendalaman akses keuangan syariah di seluruh Indonesia.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Ketiga, mempercepat digitalisasi melalui integrasi sistem SIHALAL dalam mempercepat pengajuan sertifikat halal yang telah mencapai 5,9 juta sertifikat halal di 2025 dari target 10 juta sertifikat, platform wakaf digital, dan e-commerce halal yang menghubungkan produsen lokal dengan pasar global.
Keempat, pemerintah mendorong inovasi baru dengan sinergi seluruh stakeholder, seperti pengembangan Pusat Informasi Terpadu Zakat, Infak, dan Sedekah serta perluasan fitur Sukuk Bank Indonesia (SUK-BI) bagi investor non bank dan non residen.