Hari ini, Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Bangka Belitung. Pada kunjungan ini, Prabowo akan menyerahkan barang rampasan negara ke PT Timah Tbk.
Dilansir dari detiksumbagsel, Prabowo akan menyerahkan hasil sitaan pada kasus mega korupsi timah ke PT Timah Tbk. Rencana lokasi penyerahan akan dilakukan di Smelter PT Tinindo Internusa di Jalan Ketapang, Kota Pangkalpinang.
Diketahui, pada kasus korupsi timah Harvey Cs, Kejaksaan Agung (Kejagung) menyita 5 Smelter termasuk Tinindo.
Gubernur Babel Hidayat Arsani juga membenarkan salah satu agenda utama dalam kunjungan Presiden yakni penyerahan aset rampasan negara kepada PT Timah Tbk.
“Kami terus berkoordinasi dengan seluruh pihak agar kegiatan kunjungan Presiden, termasuk prosesi serah terima aset rampasan negara kepada PT Timah Tbk, dapat berjalan lancar, tertib dan aman,” kata Hidayat di sela kegiatan peninjauan, Minggu (5/10/2025) kemarin.
Bicara soal timah, Prabowo sendiri masih cukup geram dengan banyaknya tambang ilegal ditemukan di Bangka Belitung yang menyimpan pasokan timah besar dan terkemuka di dunia.
Nah hasil dari tambang ilegal itu juga hasilnya diselundupkan ke pihak asing di luar negeri. Prabowo pernah bicara soal hal ini di acara Munas VI PKS, Senin (29/9/2025) yang lalu.
“Bangka Belitung yang cukup lama menjadi pusat tambang timah terkemuka di dunia. Itu terdapat 1.000 tambang ilegal,” ungkap Prabowo.
Per 1 September 2025 kemarin, dia memberikan perintah khusus kepada TNI, Polri, dan Bea Cukai untuk membuat operasi besar pemberantasan tambang ilegal di Bangka Belitung. Operasi ini menutup peluang bagi penyelundupan timah ilegal ke luar negeri.
“Menutup yang selama ini hampir 80% hasil timah tiap tahun diselundupkan tiap tahun, 80% timah kita. Kita tutup. Dan selundupnya macam-macam ada yang pakai kapal, pakai feri, sekarang tutup! Semua tidak bisa keluar. Sampan pun tak bisa keluar,” papar Prabowo.
Hasilnya, dia memperhitungkan Rp 22 triliun kekayaan Indonesia bisa diselamatkan lewat program ini. Sementara bila dihitung hingga tahun depan diperkirakan Rp 45 triliun yang bisa diselamatkan.