Proyek tol perdana di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yakni Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung akan dimulai pada 2026 mendatang. Tol ini menelan anggaran sebesar Rp 12,35 triliun, yang sepenuhnya bersumber dari pendanaan swasta.
Dimulainya persiapan pembangunan jalan tol tersebut ditandai dengan ditekennya Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) dan Perjanjian Regres. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Wilan Oktavian mengatakan, proses pengadaan tanah akan dimulai pada awal tahun 2026 mendatang.
“Diharapkan konstruksinya dapat dimulai pada bulan Oktober 2026 dan ditargetkan selesai pada Agustus 2028. Untuk mencapai target tersebut, insyaallah pengadaan tanahnya akan kita mulai di awal tahun 2026 ini,” kata Wilan, dalam acara Penandatanganan PPJT Tol Bogor-Serpong di Kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Jumat kemarin.
Proyek Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung rencananya akan memiliki panjang 32,03 km. Jalan tol ini terdiri dari 27,83 km di provinsi Jawa Barat, 4,2 km di provinsi Banten, dan terbagi menjadi 4 seksi. Rinciannya antara lain Seksi 1 Junction Salabenda-Simpang Susun (SS) Pondok Udik sepanjang 3,97 km.
Lalu Seksi 2 SS Pondok Udik-SS Putat Nutug sepanjang 9,27 km, Seksi 3 SS Putat Nutug-SS Rumpin sepanjang 8,23 km, terakhir ada Seksi 4 SS Rumpin sampai Junction Serpong sepanjang 10,56 km.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Telan Investasi Rp 12,35 T
Tol Bogor-Serpong via Parung merupakan proyek prakarsa badan usaha (unsolicited) dengan skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Wilan mengatakan, proyek ini menelan anggaran senilai Rp 12,35 triliun yang sepenuhnya didukung oleh badan usaha.
Badan usaha pemrakarsa proyek tersebut ialah Konsorsium PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS). Adapun BSIS sendiri dibentuk oleh konsorsium dengan porsi saham PT Persada Utama Infra 52%, PT Jasa Marga (Persero) Tbk 25%, PT Adhi Karya (Persero) Tbk 12%, dan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) 10%.
“Biaya investasi ini merupakan keseluruhan biaya pembangunan jalan Tol Bogor-Serpong yang baru, meliputi perencanaan teknis, pengadaan tanah, konstruksi, hingga pengoperasian, dan insyaallah tanpa menggunakan APBN,” ujar Wilan.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menilai, dukungan BSIS dalam mendanai proyek tersebut secara penuh menjadi bukti kepercayaan pasar terhadap proyek-proyek di tanah air, termasuk proyek jalan tol.
“Yang patut kita syukuri, seluruh biaya pembangunannya ditanggung oleh badan usaha tanpa membebani sepeser pun APBN kita. Hal ini merupakan sinyal positif bahwa investor masih yakin terhadap arah kebijakan pemerintah hari ini dan masa depan,” ujar Dody.
Ia juga berharap, Tol Bogor-Serpong via Parung akan semakin memperkuat arus masuk Foreign Direct Investment (FDI). Sebab menurutnya, kehadiran FDI bukan hanya menambah modal, melainkan juga membawa teknologi baru, tata kelola lebih modern dan meningkatkan kepercayaan global terhadap masa depan Indonesia.
Bogor-Serpong Jadi Cuma 45 menit
Kehadiran Tol Bogor-Serpong via Parung juga diproyeksikan akan memangkas waktu tempuh perjalanan dari wilayah Bogor hingga wilayah Tangerang menjadi hanya membutuhkan waktu kurang dari 45 menit. Sebelumnya, jarak tempuh kedua wilayah itu dengan jalan arteri memakan waktu hingga sekitar 1 jam.
“Ruas Tol Bogor-Serpong via Parung adalah bagian penting dari JORR III. Keberadaannya insyaallah akan memperlancar mobilitas, mengurangi beban jalan-jalan arteri dan memperpendek tubuh. Lebih dari itu, ruas ini juga membuka pertemuan ekonomi baru di kawasan Jabodetabek khususnya,” kata Dody.
Selaras dengan hal ini, menurut Dody, kehadiran satu ruas jalan tol berkontribusi besar terhadap kehidupan masyarakat. Hal ini termasuk dalam menurunkan kemiskinan, memperluas kesempatan kerja, dan memperkuat kelas menengah Indonesia.