Direktur Strategi & Pengembangan Bisnis PGN, Mirza Mahendra, mengatakan keberlanjutan tidak cukup hanya dengan kebijakan besar, tetapi juga dapat dilakukan mulai dari langkah kecil sehari-hari.
“Kami percaya bahwa perubahan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan harus dimulai dari kesadaran individu. Harapannya kolaborasi individu yang peduli lingkungan dengan strategi bisnis berkelanjutan akan memperkuat daya saing dan membuka peluang ekonomi hijau,” ujar Mirza, Kamis (2/10).
Ia menambahkan, kolaborasi antara individu yang memiliki kepedulian lingkungan dan korporasi yang menjalankan strategi bisnis berkelanjutan akan melahirkan dampak lebih luas. Tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru, memperkuat daya saing usaha, serta memberi manfaat sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Sekretaris Perusahaan PGN, Fajriyah Usman, menjelaskan festival ini mengusung lima pilar utama, mulai dari Green Movement hingga Green Entertainment. Ada juga program konkret seperti sesi “Seeds of Change” berupa pembagian 1.400 bibit pohon dan tanaman yang bisa dibawa pulang oleh pekerja PGN.
Selain itu, PGN menerapkan kebijakan “Empty-Glass Policy” untuk mengurangi limbah air sekaligus membangun gaya hidup sehat. Pekerja didorong membawa wadah minum pribadi agar tidak bergantung pada air kemasan sekali pakai.
PGN juga mengajak pekerja ikut gerakan hemat energi melalui One Switch for the Earth. Caranya sederhana, seperti mematikan lampu dan perangkat listrik bagi pekerja yang terakhir meninggalkan ruangan.
“Semoga ke depan kolaborasi antara korporat dan komunitas-komunitas internal bisa menciptakan hal-hal yang positif untuk mendukung wellbeing pekerja dan kinerja perusahaan,” ungkap Fajriyah.
Festival ini juga merangkul UMKM lokal. Dalam pilar Green Workshop & Education, aktor sekaligus pegiat lingkungan Hamish Daud bersama Gloria Parinnusa yang dikenal sebagai Minimalist Enthusiasts berbagi inspirasi soal gaya hidup hijau. Mereka menekankan pentingnya konsistensi langkah kecil, mulai dari mengurangi plastik sekali pakai hingga mendukung produk ramah lingkungan.
Selain itu, praktisi Syukriyatin Ni’amah dari Robries dan Prisma Pratama Sukma selaku Founder Lala Farm ikut hadir dalam talkshow Green Business. Mereka membahas konsep, peluang, tantangan, dan tips aman bagi pekerja yang ingin terjun di industri green business.
Festival juga menghadirkan Green Market yang memberi ruang bagi enam UMKM lokal memperkenalkan produk bernilai hijau, mulai dari makanan sehat, minuman alami, karya kreatif hasil daur ulang, hingga tanaman hias lengkap dengan pot dekoratif.
Ada pula pilar Green Community yang mengajak pekerja ikut aksi kolektif, seperti Eco Fashion Swap, di mana mereka bisa menyumbangkan pakaian layak pakai dan menukarkannya dengan item fashion lain. Ada juga Leaf It to Me Challenge yang mendorong perawatan tanaman dari bibit yang sudah dibagikan.
Sebagai penutup, festival dimeriahkan dengan Sound from the Earth, penampilan musik dari band internal PGN. Fajriyah menegaskan, festival ini sejalan dengan tiga program utama CSR perusahaan yakni Ecogreenmove, Ecogasmove, dan Ecosociomove.
“Kegiatan ini bagian dari komitmen PGN untuk mengintegrasikan nilai keberlanjutan ke dalam budaya kerja sehari-hari sebagai bentuk kolaborasi yang baik antara Perusahaan dan Komunitas yang ada di PGN, dalam hal ini Growth Corner,” jelas Fajriyah.
“Eco Green Fest 2025 membuktikan PGN bukan hanya menghadirkan energi bersih, tetapi juga menggerakkan setiap insan perusahaan untuk menjadi agen perubahan,” tutupnya.
(fdl/fdl)
gelar