Trenggono Resmikan Sentra Kelautan dan Perikanan Morotai Rp 115 M

Posted on

Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sakti Wahyu Trenggono meresmikan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Morotai, Maluku Utara, Senin (28/4). Pembangunan SKPT tersebut menelan anggaran Rp 115 miliar.

Trenggono mengatakan, pembangunan SKPT merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan laut dan memperkuat ekonomi berbasis kelautan. Selain itu, SKPT Morotai mendekatkan layanan infrastruktur perikanan kepada masyarakat di wilayah-wilayah strategis dan perbatasan. Ini menjadi modal penting yang perlu dikelola secara berkelanjutan.

“Pembangunan pelabuhan perikanan ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat aktivitas nelayan, tetapi juga sebagai simbol pertumbuhan ekonomi wilayah yang berkelanjutan,” kata Trenggono dalam keterangannya, dikutip Selasa (29/4/2025).

Trenggono melanjutkan, pembangunan pelabuhan perikanan SKPT Morotai merupakan hibah langsung pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai Rp 115.710.859.000. Fasilitasnya meliputi ice flake machine, kantor administrasi, seawall, barak nelayan, mess pegawai, gudang logistik, hingga integrated cold storage yang memuat hingga 200 ton.

Terletak di Maluku Utara dan berbatasan langsung dengan kawasan Pasifik, Morotai memiliki potensi perikanan yang luar biasa, salah satunya adalah ikan tuna sirip kuning. Berdasarkan data 2024 dengan total produksi ikan tuna sirip kuning di SKPT Morotai mencapai 1.382 ton dengan total nilai produksi ikan senilai Rp 65,83 miliar yang masuk dari beberapa desa di Morotai.

Dengan adanya SKPT yang baru diresmikan ini dan dapat akan ada pembangunan lanjutan berupa dermaga dan breakwater, total kapal akan bertambah menjadi 175 unit dengan total estimasi produksi mencapai 39.100 ton per tahun. Penyerapan tenaga kerja mencapai 1.320 orang.

Trenggono optimistis produksi ikan tuna sirip kuning bisa meningkatkan ekspor ke negara Jepang, Singapura, dan lainnya. Apalagi SKPT Morotai memiliki kapasitas cold storage berkapasitas 200 ton dengan pendinginan hingga minus 60 derajat.

Cold storage yang begitu besar bisa menyimpan ikan tuna sirip kuning lebih segar dan bisa langsung diekspor ke Jepang,” imbuh Trenggono.

Sementara itu, Head of Representatives JICA, Sachiko Tadeka menuturkan, program ini memberikan dukungan fiskal untuk pengembangan fasilitas pelabuhan perikanan di pulau-pulau terluar yang digagas oleh KKP. Selain Morotai, masih ada pembangunan pelabuhan perikanan dan pasar ikan di enam pulau terluar lainnya.

Takeda optimis SKPT Morotai yang memiliki fasilitas dengan rantai dingin ini membuat ikan tuna sirip kuning bisa dijadikan sashimi yang bisa diekspor langsung ke Jepang. Jepang dan Indonesia memiliki hubungan strategis yang kuat di kawasan Indo-Pasifik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *