Pemerintah telah menyalurkan Rp 200 triliun kepada sejumlah bank. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mendapatkan sebesar Rp 25 triliun.
Direktur Utama BTN Nixon L.P Napitupulu mengungkapkan dana itu disebut bisa habis pada Desember 2025.
Nixon juga mengungkapkan dana ini akan meningkatkan pertumbuhan kredit perseroan di tahun ini menjadi sekitar 7-9%. Sebelumnya, BTN menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 7-8%.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Kapan terserap? Desember habis, Desember akan kita habiskan Rp 25 triliun, prediksi berdasarkan pipeline yang disusun,” kata dia dalam acara media gathering BTN di Bandung (19/9/2025).
Nixon menuturkan, guyuran dana dari pemerintah turut mendorong likuiditas. Saat ini, tantangannya adalah perebutan kredit pada perbankan.
“Persoalan kami bukan likuiditas lagi, tapi pipeline kami akan diambil bank sebelah enggak? Memindahkan kompetisi di likuiditas di sisi perebutan kredit. Yang sudah di pipeline kami usahakan jaga perannya, dieman-eman supaya jangan pindah ke bank lain, creating-nya di sana, likuiditas bukan persoalan lagi, at least six month,” kata Nixon.
Adapun hingga semester I 2025, pertumbuhan kredit BTN mencapai 6,8%, dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11,2%. Sementara kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,3%.
Direktur Treasury & International Banking BTN, Venda Yuniarti, mengatakan dana dari pemerintah tersebut tidak serta-merta masuk ke likuiditas perbankan.
Saat ini, dana tersebut sudah berada pada Giro Wajib Minimum (GWM) BTN yang tersimpan dalam rekening giro di Bank Indonesia (BI). Sehingga, BI baru bisa mencairkan dana tersebut setelah mendapat realisasi penyaluran kredit dari perbankan, seperti sistem reimburse.
“Uangnya sudah ada di kami, sudah ada di GWM kami (BTN). Jadi mekanismenya adalah uang itu baru bisa dipakai ketika kita sudah mencairkan kreditnya,” ujar Venda.
“Uang itu sudah di kita, tapi uang itu baru keluar dari GWM kami untuk bisa masuk jadi likuiditas riil kami setelah kreditnya cair. Jadi nggak bisa sekarang langsung jadi likuiditas kami, jadi benar matching dengan kreditnya,” lanjutnya.
Hingga saat ini, belum ada definisi pasti mengenai sektor riil mana yang bisa mendapatkan kredit dari dana pemerintah. Namun dia memastikan, BTN akan fokus menyalurkan dana tersebut untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
“Definisi kreditnya mana saja yang bisa digunakan untuk kredit sektor riil, tapi masih didiskusikan sektor riil mana saja,” kata Venda.