Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkapkan sederet masalah yang diduga menjadi penyebab banjir bandang di Denpasar, Bali pekan lalu. Beberapa di antaranya mulai dari hulu sungai yang kondisinya mulai rusak hingga penyempitan dan pendangkalan sungai.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, ada berbagai macam masalah yang diduga melandasi terjadinya bencana banjir bandang tersebut sehingga diperlukan pengkajian lebih lanjut.
“Masalahnya macam-macam sih itu. Dari mulai hulunya sudah mulai rusak, terus sungainya menyempit, terus sungainya menjadi lebih dangkal karena banyak sedimentasi, macam-macam lah. Jadi, mesti diskusi agak panjang sama Pak Gubernur (Wayan Koster),” kata Dody di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025).
Rencana Bertemu Gubernur Bali
Selaras dengan hal ini, Dody berencana untuk terbang ke Bali dan berdiskusi langsung dengan Gubernur Bali Wayan Koster beberapa minggu ke depan. Selain membahas penyebab banjir, keduanya juga akan membahas rencana pembangunan infrastruktur pencegah banjir di Bali, bisa berupa pembangunan kolam retensi hingga bendungan.
“Nah itu (rencana pembangunan infrastruktur) mau saya diskusikan dengan Pak Koster. Mungkin dalam beberapa minggu ini atau paling lambat awal bulan depan saya ke Bali,” ujarnya.
Kementerian PU Turun Tangan
Sebagai informasi, Kementerian PU telah turun tangan membantu menangani bencana banjir di Kota Denpasar, Bali. Alat berat dan tim tanggap darurat dikerahkan guna mempercepat proses penyurutan air serta membuka kembali akses jalan nasional yang sempat lumpuh.
Kementerian PU menjelaskan, banjir terjadi pada Rabu (10/9) pukul 03.00 WITA disebabkan oleh intensitas hujan yang sangat tinggi. Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan mencapai 245,5 milimeter (mm) per hari.
Tingginya intensitas hujan menyebabkan volume air Sungai Tukad Badung meningkat hingga 85,85 m3/detik, sehingga meluap dan menggenangi permukiman warga dan jalan di Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar Bali.