PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) buka suara ihwal kekosongan stok bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merek BP-AKR. Diketahui, BBM merek BP-AKR mengalami kekosongan stok beberapa waktu lalu di sejumlah wilayah Jakarta.
Director and Corporate Secretary AKRA, Suresh Vembu, memohon maaf terkait kekosongan BBM yang terjadi. Ia juga membenarkan ada kekosongan BBM untuk stok jenis BP Ultimate dan BP92 di beberapa jaringan SBPU milik AKRA.
“BP-AKR sampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan atas tidak nyaman yang terjadi dan terima kasih atas kepercayaan masyarakat kepada SPBU BP,” ungkap Vembu dalam acara Public Expose Live secara virtual, Selasa (9/9/2025).
Saat ini, terang Vembu, ketersediaan BBM tersebut masih belum kembali normal. Namun, ia memastikan BP-AKR akan tetap melayani pelanggan Indonesia mengingat pengalaman perseroan yang cukup panjang sebagai penyalur BBM ke domestik.
“Stok kesediaan BBM BP Ultimate dan BP92 di beberapa jaringan SPBU BP itu belum kembali normal. Namun, BP-AKR merupakan jaringan SPBU BP tetap beroperasi untuk melayani produk yang tersedia dan layanan lainnya untuk mengetahui lokasi-lokasi yang mana kita sediakan stok BBM dan jadwal operasional SPBU BP terdekat silahkan bisa hubungi ke customer service kita,” imbuhnya.
Stok BBM BP-AKR Kosong
Berdasarkan catatan detikcom, terjadi kekosongan BBM di SPBU milik BP-AKR di Jakarta. Beberapa jenis BBM kosong dan sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir.
Kelangkaan BBM juga terjadi di SPBU BP Perdatam Pancoran, Jakarta Selatan. SPBU tersebut hanya menyediakan BP Ultimate Diesel, sementara BP 92 dan BP Ultimate kosong.
Beberapa kendaraan yang memasuki area SPBU terpantau putar balik dan gagal mengisi BBM. Menurut salah satu petugas di SPBU tersebut, kosongnya stok dua jenis BBM itu sudah terjadi sejak hari Senin.
“Kalo yang 92 sama BP Ultimate sudah kosong dari hari Senin,” ujar petugas tersebut kepada detikcom, Rabu (27/8/2025),
Kekosongan terjadi bukan kali pertama, detikcom mencatat BP-AKR juga sempat mengalami nasib serupa pada awal tahun 2025, sekitar akhir Januari dan awal Februari. Kala itu operasional SPBU masih berjalan namun tidak melayani penjualan BBM.
Terlihat petunjuk harga yang biasa tertera di totem bagian bawah pelang Shell juga tidak tersedia. Lalu di pintu masuk SPBU juga sudah dipasang tulisan yang menunjukkan stok BBM di titik pengisian itu masih kosong.
Regulasi Impor Jadi Penyebab
Praktisi Minyak dan Gas Bumi (Migas) Hadi Ismoyo menilai kekosongan tersebut terjadi karena adanya perubahan regulasi impor, bukan karena permintaan dari konsumen SPBU swasta.
Hadi menjelaskan kekosongan BBM di SPBU swasta terjadi karena adanya perubahan pada aturan impor BBM. Ia menyebut sebelumnya izin impor BBM berlaku 12 bulan sekali, namun sejak 2025 izin hanya berlaku 6 bulan. Menurutnya, kondisi ini membuat SPBU swasta kesulitan menyesuaikan diri karena harus menata ulang logistik dan perangkat pendukung.
“Menurut saya bukan masalah manajemen perusahaan. Demand biasa-biasa saja di tengah kondisi ekonomi yang masih low growth 4,8%-5,12%. Tidak ada kenaikan konsumsi BBM secara signifikan,” katanya saat dihubungi detikcom, Rabu (3/9/2025).
“Logistics cost dan perangkat pendukungnya kan perlu di-setting ulang. Bagi SPBU swasta yang mengandalkan impor, butuh waktu untuk menyesuaikannya. Akhirnya yang terjadi justru kelangkaan dan kegaduhan,” tambahnya.
Simak juga Video ‘Tepis BBM Langka, Bahlil Sarankan Swasta B2B dengan Stok Nasional’: