Ngikutin Indonesia, Lowongan Kerja di AS Juga Makin Langka!

Posted on

Pekerjaan menjadi barang langka dan paling dicari di Indonesia saat ini. Fenomena puluhan ribu orang yang rela antre demi ribuan lowongan pekerjaan di Bekasi beberapa waktu lalu jadi salah satu indikatornya.

Pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat (AS) juga cukup mengkhawatirkan, seperti yang terdapat pada laporan Juli 2025. Ini menjadi pemicu utama Presiden AS Donald Trump memecat kepala biro statistik tenaga kerja AS, Erika McEntarfer dengan tuduhan tak berdasar soal manipulasi data.

Namun data terbaru yang dirilis Rabu ini menunjukkan tren itu bukan anomali. Untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun, jumlah lowongan kerja lebih sedikit dibanding jumlah pencari kerja.

“Ini titik balik bagi pasar tenaga kerja,” tulis Heather Long, kepala ekonom Navy Federal Credit Union, dikutip dari CNN, Jumat (5/9/2025).

Jumlah lowongan kerja pada akhir Juli diperkirakan 7,18 juta, turun dari revisi 7,36 juta di bulan sebelumnya, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja.

Angka itu kini bukan hanya yang terendah dalam 10 bulan terakhir, tapi juga di bawah jumlah pengangguran yang mencapai 7,2 juta atau yang pertama kali sejak April 2021.

Ekonom sebelumnya memperkirakan lowongan bakal sedikit menyusut ke 7,37 juta, menurut konsensus FactSet. Laporan JOLTS ini memang berbeda surveinya dengan laporan bulanan ketenagakerjaan, tapi tetap memberi gambaran tren mendasar pasar kerja.

Laporan JOLTS menjadi pembuka serangkaian data besar tenaga kerja pekan ini, yang puncaknya laporan pekerjaan Agustus pada Jumat. Ekonom memperkirakan pertumbuhan lapangan kerja tetap lesu, hanya sekitar 80.000, dengan tingkat pengangguran stabil di 4,2%.

“Apa yang saya benar-benar cari di data JOLTS adalah revisi, karena kita sempat punya revisi besar di laporan Mei dan Juni, tapi ternyata tidak ada,” kata Dan North, ekonom senior Allianz Trade.

“Laporan pekerjaan Jumat nanti jauh lebih penting. Kita tunggu apakah ada revisi, karena dua bulan terakhir cukup mengejutkan, dan bulan ini kemungkinan masih ringan, mirip bulan lalu.”

Data terbaru ini menegaskan pasar tenaga kerja AS bukan hanya mendingin, tapi juga mulai kehilangan dinamika. Proses rekrutmen stagnan, pekerja enggan pindah, dan tingkat PHK tetap rendah. Pergantian tenaga kerja yang sehat nyaris tidak lagi terlihat.

Data bulan Juli jadi pengingat penting kenapa perputaran tenaga kerja menjadi krusial, seperti bisa mendorong kenaikan upah, membuka lebih banyak peluang bagi beragam pekerja masuk pasar, dan mendukung inovasi.

Tapi dalam beberapa bulan terakhir, yang terjadi justru sebaliknya. Selain kehilangan dinamika, pasar kerja AS kini makin bergantung pada segelintir sektor terutama kesehatan, lalu pariwisata dan perhotelan untuk mendorong pertumbuhan tenaga kerja. Namun, bahkan di sektor-sektor itu sekalipun peluang kerja mulai menyusut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *