Harga minyak merosot pada perdagangan awal pekan ini. Penurunan ini dikarenakan Amerika Serikat (AS) tidak memberikan tekanan lebih lanjut kepada Rusia untuk mengakhiri perang Ukraina dengan menerapkan langkah lanjutan untuk mengganggu ekspor minyak Rusia.
Mengutip Reuters, Senin (18/8/2025), harga minyak mentah Brent turun 26 sen atau 0,39% menjadi US$ 65,59 per barel pada pukul 00.28 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada pada harga US$ 62,62 per barel, turun 18 sen atau 0,29%.
Pada pertemuan Jumat di Alaska antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump disebut lebih selaras dengan Moskow dalam mengupayakan kesepakatan damai, dibandingkan gencatan senjata terlebih dahulu.
Adapun hari ini, Trump dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan para pemimpin Eropa untuk mencapai kesepakatan damai cepat guna mengakhiri perang paling mematikan di Eropa dalam 80 tahun.
Meski begitu, Trump mengatakan masih mempertimbangkan tarif pembalasan terhadap negara-negara seperti China karena membeli minyak Rusia. China, importir minyak terbesar dunia adalah pembeli minyak Rusia terbesar diikuti oleh India.
“(Pertimbangannya) dalam dua atau tiga minggu,” kata Trump.
Sementara itu, Analis RBC Capital, Helima Croft telah memprediksi adanya pertimbangan dari Trump untuk tidak segera memberikan tekanan lebih terhadap Rusia.
“Yang terutama sedang dipertimbangkan adalah tarif sekunder yang menargetkan importir utama energi Rusia, dan Presiden Trump memang telah mengindikasikan bahwa ia akan menunda pengambilan tindakan tambahan terkait hal ini, setidaknya untuk Tiongkok,” ujarnya dalam sebuah catatan.
“Status quo sebagian besar masih utuh untuk saat ini,” tambahnya seraya menambahkan bahwa Moskow tidak akan menarik kembali tuntutan teritorialnya sementara Ukraina dan beberapa pemimpin Eropa akan menolak kesepakatan tanah untuk perdamaian.
Simak juga Video: Harga Minyak Dunia Diprediksi Meroket Usai AS Serang Iran