Lebih Parah dari Pandemi! Bos Djarum Ungkap Penjualan Rokok Merosot

Posted on

Isu pelemahan daya beli masyarakat telah banyak dibahas dalam beberapa waktu terakhir, seiring dengan gejolak ekonomi global hingga kebaikan harga barang dan jasa di Indonesia. Kondisi tersebut juga mempengaruhi penjualan rokok di Tanah Air.

Direktur Utama PT Djarum, Victor Rachmat Hartono, mengakui kondisi pelemahan daya beli mendatangkan pengaruh buruk bagi industri rokok. Terjadi penurunan pembelian rokok yang cukup dalam, di atas 5%.

“Nggak baik, turun. Ya pokoknya di atas 5% ya,” kata Victor, ditemui usai acara Meet The Leaders by Universitas Paramadina di Trinity Tower, Jakarta Selatan, Sabtu (26/7/2025).

Victor menyebut, tren penurunan penjualan mulai terlihat dalam dua tahun terakhir. Bahkan kondisinya lebih buruk dibandingkan dengan saat Pandemi Covid-19 melanda.

“Buat covid oke lah, so-so lah. Ya sekarang-sekarang ini melemah,” ujarnya.

Ia tak memungkiri bahwa kampanye kesehatan anti-tobacco cukup memengaruhi penurunan penjualan. Namun yang paling berpengaruh menurutnya adalah pelemahan daya beli dan harga rokok tinggi. Hal ini juga mengingat cukai rokok dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan.

Keberadaan rokok ilegal sedikit banyak juga mempengaruhi. Menurutnya, produk rokok ilegal ini paling banyak bersumber dari Jawa Timur.

Victor juga tidak menutup mata dengan kehadiran rokok elektrik yang juga kian digandrungi generasi muda. Tidak menutup kemungkinan, di waktu yang akan datang Djarum ikut berkecimpung dalam mengembangkan rokok elektrik.

“Pada saatnya kita tertarik kita akan masuk (pengembangan produk rokok elektrik). Tapi pasti nggak tahun ini,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *