Pedagang Barito Menjerit: Sudah Nggak Kuat, Sekarang Malah Mau Direlokasi

Posted on

Suasana Pasar Hewan Barito di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, semakin sepi. Kios-kios berjejer, tapi pembeli nyaris tak tampak. Belum sempat bangkit sejak dihantam pandemi dan revitalisasi, para pedagang kini menghadapi cobaan baru: rencana relokasi.

Mukhlisin, salah satu pedagang, menceritakan bahwa sepinya pembeli sudah berlangsung sejak masa pandemi COVID-19. Namun kondisi diperparah ketika pasar direvitalisasi pada 2022 lalu.

Bagi para pedagang, masa revitalisasi terasa seperti titik nadir. Mereka tak hanya kehilangan pemasukan, tapi juga harus keluar modal tambahan untuk bertahan hidup.

“Kalau penurunan sih jelas dibandingkan sebelum corona jauh separuhnya aja nggak ada. Itu kan sehabis corona juga. Kalau disuruh balik kayak sebelum corona sih belum pernah gitu,” kata Mukhlisin kepada detikcom di lokasi, Jumat (18/7/2025).

“Soalnya kemarin juga kita udah habis-habisan mas sebenarnya. Waktu di rehab itu, itu kan 6 bulan kita harus cari tempat lagi, apa lagi, terus balik lagi ke sini kan bener-bener itu. Ini juga belum lama kan, paling sekitar 2 tahun,” jelasnya.

Pedagang seperti Mukhlisin belum sempat pulih, tetapi kini dihadapkan pada relokasi. Ia mengaku khawatir jika tempat baru belum siap dan mereka harus berhenti berjualan lagi.

“Ya bukan masalah pindah tempat saja. Namanya kalau di sana belum dibangun, kita juga bingung kan cari tempat dulu. Itu kan perlu biaya juga. Biaya kita selama kita nggak jualan itu loh. Kan nggak ada pemasukan tapi kita perlu pengeluaran, dapat dari mana. Kalau kita masih jualan kan ada harapan. Apalagi ini tahun ajaran baru. Anak sekolah juga perlu biaya banyak,” papar Mukhlisin.

“Soalnya kabarnya terlalu cepat, dadakan gitu loh. Kalau waktu di rehab dulu itu kan jauh-jauh bulan sudah ada pengumuman. Jadi ibaratnya kita juga udah siap-siap. Terus juga dulu sebelum corona kan kita juga masih punya tabungan. Terus sekarang kondisi ekonomi begini, malah disuruh relokasi, terus mendadak lagi,” keluhnya lagi.

Hal serupa juga diungkapkan Cahyono, pedagang Pasar Barito lainnya. Ia mengatakan bahwa sebagai pedagang mereka harus mengikuti keputusan pemerintah, tapi tetap berharap ada solusi yang manusiawi.

“Ya sebenarnya kami pedagang setuju saja, tapi kalau memang harus pembongkaran ya kalau bisa di tunda, dan kalau direlokasi tempatnya juga sudah tersedia,” ucapnya.

Menurut Cahyono, omzet para pedagang belum benar-benar pulih sejak pandemi. Modal mereka juga sudah terkuras saat revitalisasi pasar dua tahun lalu.

“Supaya jangan memutus mata rantai. Kalau diputus kan orang mau cari apa. Sementara di Barito kan baru 2 tahun ini cari pelanggan. Dulu 8 bulan kita itu kan direnovasi. Kita 8 bulan nggak jualan. sudah masuk baru berjalan mau 2 tahun baru masih cari pelanggan sudah harus relokasi,” kata Cahyono.

“Karena kondisi ekonomi saja nggak usah direlokasi saja kita sudah ambruk. Bisa lihat barang-barang pada kosong. Sudah nggak kuat, sudah sepi, persaingannya sudah ketat sekali. Makanya justru kondisi begini harusnya kan bisa ditolong lah,” sambungnya.

Simak juga Video: Respons Pedagang Pasar Barito soal Rencana Direlokasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *