Pemerintah terus fokus pada pemenuhan gizi anak dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), salah satunya lewat Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun di balik distribusi makanannya, memerlukan rantai pasok yang efisien dan berkelanjutan.
Untuk mendukung hal itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI hadir sebagai mitra strategis pemerintah. Dukungan BRI diwujudkan melalui pembiayaan bagi pelaku usaha lokal yang menjadi bagian dari ekosistem MBG.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyampaikan bahwa dukungan BRI dalam bentuk akses pembiayaan bagi pelaku UMKM di program MBG adalah bagian dari sinergi antara perbankan dan pemerintah untuk membangun ekonomi berkelanjutan sekaligus menciptakan dampak sosial yang nyata.
“BRI terus berperan aktif dalam memastikan para pelaku UMKM yang terlibat dalam program MBG pemerintah dapat tumbuh secara konsisten dan berkelanjutan. Tidak terbatas pada KUR, namun juga kita membuka banyak akses pembiayaan lainnya. Kisah Bu Ely menjadi salah satu contoh bagaimana pelaku UMKM dapat mengakses pendanaan usaha untuk meningkatkan kapasitas usaha sehingga bisa terus berkembang usahanya dan mampu mendukung program pemerintah,” ujar Hendy dalam keterangan tertulis, Minggu (20/7/2025).
Salah satu contohnya terlihat di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Di wilayah ini, pelaku usaha katering lokal Ely Hartati merasakan langsung manfaat dari pembiayaan BRI yang membantunya mengembangkan dua dapur produksi. Kedua dapur tersebut kini aktif menyuplai makanan bergizi dalam Program MBG.
“Saya awalnya mendapat tawaran dari yayasan untuk menjadi mitra dalam program dapur MBG. Saat itu, dapur saya adalah yang paling siap direnovasi,” ujarnya.
Ely menuturkan bahwa ia sudah menjadi nasabah setia BRI lebih dari 30 tahun. Selama itu pula ia rutin memanfaatkan fasilitas kredit untuk mengembangkan usaha katering yang telah dirintis sejak 2009. Saat ini, Ely mengelola dua dapur aktif yang berlokasi di Jalan Panjaitan dan Jalan Enggang, Kecamatan Tenggarong.
“Lewat pinjaman dari BRI, saya bisa melakukan pengadaan peralatan seperti food tray, kendaraan operasional, dua kulkas besar, serta showcase untuk penyimpanan makanan,” tambahnya.
Dapur pertama miliknya mulai beroperasi sejak Februari 2025. Dapur ini mendistribusikan makanan bergizi ke enam sekolah, terdiri dari dua SMP dan empat SD, dengan total 3.310 siswa penerima manfaat.
Melihat meningkatnya permintaan, dapur kedua yang berada di Jalan Enggang juga mulai disiapkan. Rencananya, dapur ini akan beroperasi pada Juli 2025 untuk melayani 12 sekolah: dua SMK, satu SMA, satu SMP, dan delapan SD. Jumlah siswa penerima manfaat diperkirakan mencapai 3.350 orang.
Tak hanya berdampak dari sisi gizi anak-anak sekolah, Ely menyebut program ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Saat ini, masing-masing dapurnya mempekerjakan 52 karyawan lokal, mulai dari juru masak, tenaga distribusi, logistik, hingga staf administrasi.
“Kami berusaha membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, semua masyarakat kami libatkan. Awalnya karyawan hanya beberapa. Tapi karena kapasitas meningkat, saya tarik banyak tetangga yang ingin bekerja,” ungkap Ely.
Secara total, lebih dari 100 orang kini terlibat dalam ekosistem dapur yang dikelolanya sebagai bagian dari Program MBG.