Vietnam baru saja mendapatkan potongan tarif resiprokal dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sementara sejauh ini Indonesia yang sejak awal sudah melakukan negosiasi, tak kunjung mendapatkan kesepakatan tarif.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan sejauh ini memang banyak negara yang belum mendapatkan kesepakatan. Bukan hanya Indonesia yang masih melakukan negosiasi meskipun tenggat waktu negosiasi hampir habis.
“Ya, kalau yang belum juga kan banyak. Lebih dari 100 negara. Yang sudah deal baru UK, kemudian China, dan Vietnam. China pun masih berlaku sementara, 90 hari saja,” ujar Airlangga ditemui di kantornya, Kamis (3/7/2025).
Dia memaparkan sejauh ini status negosiasi masih berjalan, tim negosiasi Indonesia terus berada di Washington. Bersama dengan India, Jepang, Uni Eropa, Vietnam, dan Malaysia untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah AS.
“Dan ini juga sudah secara tertulis memasukkan dan membahas dengan USTR maupun Secretary of Commerce and Treasury,” beber Airlangga.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Indonesia sendiri sudah menawarkan paket pembelian komoditas AS plus komitmen investasi senilai US$ 34 miliar atau sekitar Rp 547 triliun (kurs Rp 16.100) kepada pemerintah AS. Paket ini dinilai dapat membalikkan posisi neraca dagang AS yang defisit terhadap Indonesia. Sejauh ini neraca dagang AS masih defisit senilai US$ 19 miliar terhadap Indonesia.
Indonesia sendiri berharap bisa mendapatkan potongan tarif lebih besar daripada yang diberikan AS ke Vietnam, saat ini Indonesia diganjar tarif impor hingga 32%. Vietnam sendiri mendapatkan potongan tarif hingga 20%.
AS mengenakan barang-barang Vietnam akan yang diimpor ke negaranya dengan tarif sebesar 20% dan pengiriman ulang dari negara-negara ketiga melalui Vietnam akan dikenakan tarif sebesar 40%.
“Kalau Vietnam kan 20-40% Tentu kita berharap lebih baik dari itu,” ujar Airlangga.
Vietnam sendiri dalam negosiasinya memberikan AS untuk mengurangi dan membebaskan tarif impor barang AS ke negaranya. Airlangga mengatakan Indonesia tak akan melakukan hal tersebut, sebab saat ini tarif impor barang Amerika ke Indonesia memang sudah rendah bahkan ada yang 0%.
“Terkait tarif Amerika yang kebanyakan import ke Indonesia tarifnya di bawah 10%, bahkan ada yang 0% dan 5% Jadi itu adalah top komoditas yang Indonesia import dari Amerika,” pungkas Airlangga.
Simak juga Video: RI Sudah Sampaikan ‘Second Best Offer’ untuk Nego Tarif Trump