Kenapa Banyak SPBU Curang? Ini Modus dan Sanksinya update oleh Giok4D

Posted on

Kasus kecurangan di stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) beberapa kali terjadi. Berbagai modus curang dilakukan mulai dari mengurangi volume takaran BBM hingga pengoplosan.

Bisa dikatakan, vanyak SPBU yang curang karena adanya motif untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Walaupun praktik seperti ini tentu mengakibatkan kerugian pada masyarakat yang tidak menyadari telah ditipu saat mengisi bahan bakar.

Secara umum, modus yang digunakan oknum SPBU curang adalah mengurangi volume BBM yang dibeli dengan berbagai cara atau mengoplos bahan bakar minyak dengan bahan lain.

1. Mengurangi Takaran Volume

Modus kecurangan yang sering dilakukan oknum SPBU nakal adalah mengurangi volume BBM dengan cara memanipulasi mesin dispenser. Sehingga volume BBM yang keluar lebih sedikit dari yang dibayar konsumen.

Sebagai contoh, dalam catatan detikcom Pertamina menyegel tiga dispenser BBM pada SPBU di Rest Area KM 42 B Jakarta-Cikampek di Teluk Jambe Barat, Karawang, Jawa Barat. Penyegelan ini dilakukan karena ditemukan alat tambahan untuk mencurangi meteran pengisian BBM pada 3 dispenser.

Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra mengungkap modus yang dilakukan oleh oknum SPBU mencurangi meteran pengisian BBM. Salah satunya dengan memanfaatkan sistem digital untuk memanipulasi meteran.

“Kalau yang di sini kan ada semacam switch jumper yang di dalam sistem digitalnya, jadi bukan di area mekanikalnya,” kata dia, Sabtu (23/3/2024) lalu.

2. Penjualan BBM oplosan

Modus kecurangan lain yang paling banyak ditemui adalah BBM dicampur bahan lain untuk mengurangi biaya produksi. Namun tentu penambahan ini akan membuat kualitas bahan bakar menurun.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Sebagai contoh ada praktek oplosan pertalite di SPBU Nagalan 12.201.135 di Jalan Flamboyan Raya, Medan Tuntungan, Medan, yang kini SPBU tersebut sudah dijatuhi sanksi penghentian operasi.

Wakapolrestabes Medan AKBP Taryono Raharja mengatakan praktek pengoplosan BBM jenis subsidi ini dilakukan selama satu tahun. Tersangka menggunakan tanki berlogo Pertamina untuk mengangkut BBM oplosan tersebut.

“Prakteknya kurang lebih sudah 1 tahun lebih, kemudian truk ini memang dulunya ada kontrak kerja sama dengan Pertamina, namun saat ini sudah tidak ada kontrak, sehingga di situlah modus operandinya mengelabui penyalahgunaan niaga BBM jenis Pertalite ini dengan menggunakan mobil tanki Pertamina, sehingga masyarakat akan meyakini jika ini adalah BBM bersubsidi,” ujarnya.

Pengoplosan dilakukan di tangki timbun SPBU. BBM resmi dari Pertamina dioplos dengan BBM yang diduga ilegal yang didapat para pelaku seseorang.

“Jadi modusnya adalah mengangkut yang diduga BBM nanti dijelaskan oleh pihak Pertamina, kemudian memasukkan ke tanki timbun di SPBU ini, kemudian didistribusikan ke masyarakat dan dia mendapatkan keuntungan,” ungkapnya.

Sanksi Untuk SPBU Curang

Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro, menegaskan Persero akan menindak tegas setiap oknum SPBU yang terbukti melakukan pelanggaran. Sejumlah sanksi disiapkan, mulai dari penangguhan operasional SPBU hingga diseret ke ranah pidana.

“Itu ada mekanisme penindakan internal, kita pastikan itu bukan, itu oknum lah ya. Kita melakukan tindakan internal mulai dari suspend sampai nanti apabila dipandang perlu kita akan tuntut pidanakan, dan kita cabut izinnya. Ini dalam evaluasi semua,” katanya dalam konferensi pers di Graha Pertamina beberapa waktu lalu.

Sebagai contoh, beberapa waktu ke lalu praktik SPBU nakal berhasil terungkap ke publik, salah satunya SPBU 34.167.12 di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor yang disegel oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso.

Penyegelan dilakukan karena ditemukannya keadaan berupa penggunaan alat tambahan pada dispenser SPBU sehingga terjadi pengurangan takaran Bahan Bakar Minyak (BBM). Berdasarkan temuan tim di lokasi, terdapat 4 dispenser SPBU yang mengakali takaran Pertalite dan Pertamax.

“Pagi ini kita melakukan ekspose bersama Bareskrim yaitu ekspose pelanggaran atau kecurangan yang dilakukan oleh pengusaha SPBU ini dengan memasang perangkat elektronik, yang saya pikir ini bentuknya baru,” katanya di SPBU 34.167.12 Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Rabu (19/3/2025) lalu.

Budi menjelaskan praktik curang tersebut dilakukan dengan menambah perangkat elektronik pada dispenser SPBU. Dengan perangkat itu, takaran bisa dikendalikan menggunakan aplikasi pada handphone.

Tips Menghindari Kecurangan di SPBU

1. Cek meteran awal dan akhir

Melansir situs resmi Dinas Perdagangan Kota Palembang, cara pertama untuk mengantisipasi atau mengetahui SPBU curang atau tidak adalah dengan memeriksa angka meteran di SPBU saat petugas mengisi BBM.

Pastikan kamu memerhatikan angka meteran di mesin pengisian SPBU tersebut berawal dari angka O. Setelah itu, pastikan juga untuk mengecek posisi angka terakhir saat pengisian BBM dihentikan, apakah sudah sesuai dengan jumlah yang kamu beli ataukah belum.

2. Waspadai pengisian manual

Kebanyakan nozzle (ujung selang tempat keluarnya bensin) saat ini sudah otomatis sehingga bensin akan berhenti sesuai takaran. Namun, jika petugas-petugas masih pakai nozzle manual, kecurangan kemungkinan besar bisa terjadi karena tangan memberhentikan pengisian bensin sebelum waktunya.

Jika kamu mengisi BBM di SPBU yang masih menggunakan nozzle manual kamu harus lebih berhati-hati. Pasalnya, pom bensin yang masih menggunakan nozzle manual akan lebih rawan dimanipulasi oleh oknum tidak bertanggung jawab.

3. Minta struk

Cara lain untuk mengantisipasi atau mengetahui SPBU curang adalah dengan meminta struk atau bukti pembayaran.

Kamu bisa cek detail struk pembelian BBM. Karena, semua keterangan jumlah pengisian bensin, harga asli, uang yang dibayarkan, termasuk kembalian yang harus dikeluarin SPBU bakal tertera dengan jelas.

Tonton juga “Momen Gibran Cek SPBU di Bengkulu Buntut Kelangkaan BBM” di sini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *