Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyampaikan ada tujuh kota yang dinyatakan telah siap melaksanakan proyek waste to energy (WTE) atau sulap sampah menjadi listrik. Hal ini telah disepakati dari rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang diselenggarakan hari ini.
Zulhas mengatakan proyek ini akan menggunakan teknologi incinerator. Teknologi ini digunakan di negara-negara lain.
“Nah, 14 kota, kemarin (rakortas) 2 Oktober, sekaligus verifikasi kita putuskan hari ini, nanti Menteri LH akan bersurat, mungkin Senin untuk saya teken untuk ditetapkan, sehingga nanti Danantara untuk mengumumkan pelaksanaan pembangunannya atau groundbreaking 7 (kota),” ujar Zulhas dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).
Zulhas menerangkan melalui Peraturan Presiden RI Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan ini, sampah yang semula sumber penyakit dapat berubah menjadi energi listrik, membuka lapangan kerja hingga menjadi sumber energi baru terbarukan. Ketujuh kota tersebut, yakni Bali, DIY, Bogor Raya, Tangerang Raya, Kota Semarang, Bekasi Raya, dan Medan Raya.
“Nah, ini yang kita percepat, hari ini sekali lagi 7 (kota), kita akan tadi saya sudah minta dengan Menteri LH untuk mempercepat lagi, mudah-mudahan 10 (kota) lagi bisa ditambah lagi, karena dulu sudah ada masuk PSN 34 gitu, tapi yang sudah siap 7 (kota),” imbuh Zulhas.
Sementara itu, CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani menambahkan ketujuh lokasi ini sudah sesuai dengan kriteria proyek sulap sampah menjadi listrik, mulai dari ketersediaan lahan, proses administrasi, hingga peraturan perundangan. Rosan menerangkan pembangunan proyek ini akan memakan waktu kurang lebih 2 tahun.
“Target groundbreaking-nya bulan Maret akhir. Harapannya di tujuh-tujuhnya (kota). kembali lagi kan tergantung dari kesiapan daerah masing-masing juga gitu ya. Tapi pada intinya kita asumsi kalau semua di daerahnya beres, proses yang kita jalankan, kita Maret sudah bisa groundbreaking. Karena kita akan memberikan waktu cukup lama (buat groundbreaking),” ujar Rosan.
Kendati begitu, Rosan menerangkan belum menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk groundbreaking di 7 kota tersebut. Sebab, hal ini tergantung pada penawaran yang masuk dari investor. Setidaknya, lebih dari 204 perusahaan yang minat menggarap proyek tersebut.
“Dari 204 (perusahaan) itu 66 (perusahaan) itu luar negeri. Ya 66 perusahaan luar negeri, sisanya dalam negeri,” imbuhnya.
Rakortas tersebut dihadiri oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta, hingga Direktur PLN Darmawan Prasodjo.






