Erick Thohir melepas kursi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karena ditunjuk menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Erick melepas posisi Menteri BUMN setelah 6 tahun menjabat.
Sejak menjabat dari tahun 2019, Erick Thohir telah melakukan perubahan yang besar terutama pada tata kelola perusahaan pelat merah. Agenda transformasi besar-besaran telah digaungkan sejak awal menjabat.
Salah satu tranformasi yang dijalankan ialah memangkas jumlah BUMN. Jumlah BUMN dipangkas dari 114 entitas di tahun 2019 menjadi 108 di tahun 2020.
Jumlah BUMN pun terus menyusut. Secara rinci, jumlah menjadi 92 di tahun 2021, 74 di tahun 2022, 65 di tahun 2023 dan menjadi 47 BUMN di tahun 2024. Jumlah BUMN diperkirakan hanya menjadi 43 di tahun 2025.
Erick sendiri memang kerap menyinggung soal pemangkasan BUMN. Erick menilai persoalan banyaknya anak dan cucu BUMN berpotensi menggerus efisiensi.
Ia menegaskan, pembentukan entitas baru seharusnya berlandaskan pada kebutuhan yang jelas, sehingga yang tidak diperlukan harus dipangkas.
“Karena memang kembali keterkaitan project-project itu kalau terus dianak-cucukan akhirnya tidak efisien. Kalau memang diperlukan OK, tapi kalau tidak diperlukan sebaiknya memang terus kurangi,” ujarnya saat rapat dengan Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat pada 2023 lalu.
Upaya merampingkan perusahaan pelat merah pun membuahkan hasil. Setoran dividen BUMN sejak Erick Thohir menjabat pun menunjukkan tren peningkatan. Sempat menyusut pada pandemi COVID-19, setoran dividen berbalik arah dan menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah.
Pada tahun 2023, BUMN menyetorkan dividen sebanyak Rp 81 triliun. Kemudian meningkat di tahun 2024 menjadi Rp 86 triliun. Berdasarkan prognosa, dividen BUMN tahun ini diperkirakan Rp 143 triliun.
Setoran pajak juga terus meningkat. Pada tahun 2023, setoran pajak BUMN sebesar Rp 457 triliun. Kemudian, di tahun 2024 sebesar Rp 492 triliun. Di tahun ini, setoran pajak BUMN diperkirakan Rp 500 triliun.
Selanjutnya, untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari BUMN tercatat Rp 84 triliun di 2023 dan Rp 108 triliun di 2024. PNBP untuk tahun ini diperkirakan Rp 106 triliun.
Berikut rincian kontribusi BUMN ke negara yang berasal dari dividen, pajak dan PNBP:
– Tahun 2019: Rp 471 triliun atau 24% terhadap APBN
– Tahun 2020: Rp 377 triliun atau 23% terhadap APBN
– Tahun 2021: Rp 394 triliun atau 20% terhadap APBN
– Tahun 2022: Rp 548 triliun atau 21% terhadap APBN
– Tahun 2023: Rp 622 triliun atau 22% terhadap APBN
– Tahun 2024: Rp 686 triliun atau 24% terhadap APBN
– Tahun 2025 (prognosa): Rp 749 triliun atau 26% terhadap APBN.
Tak hanya itu, di bawah kepemimpinan Erick, beberapa perusahaan tercatat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Misalnya, IPO dilakukan entitas anak perusahaan Telkom Group, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan IPO PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO).
Simak juga Video: Erick Thohir Jadi Menpora, Bagaimana Nasib Kementerian BUMN?
