5 Dampak Perang Iran-Israel: Minyak Naik, Dunia Panik, Rusia Cuan!

Posted on

Perang Israel dan Iran akan mengguncang ekonomi global. Tensi yang tinggi di kawasan Timur Tengah ini diawali akibat serangan yang dilakukan Israel ke pabrik pembuatan nuklir Iran.

Serangan itu menjatuhkan ratusan korban. Iran pun tidak tinggal diam dengan melayangkan serangan balik menggunakan 100 drone.

Berikut lima dampak perang Israel dan Iran ke ekonomi global:

1. Harga Minyak Naik-Logistik Global Tersendat

Kenaikan harga minyak ini menjadi dampak yang signifikan bagi perekonomian global. Bagaimana tidak, kenaikan ini dikhawatirkan akan merambat kepada alur logistik hingga pasokan barang dan jasa di berbagai negara.

Posisi Israel dan Iran yang berada di kawasan Timur Tengah menjadi titik awal tersendatnya alur logistik global. Timur Tengah merupakan wilayah penghasil minyak terbesar di dunia dan lautnya jalur utama perdagangan maritim global.

Jika jalur laut Timur Tengah itu terganggu, dampaknya merambat kepada perjalanan kapal kargo ekspor impor global. Investor khawatir kondisi itu menyebabkan biaya pengiriman meningkat sehingga membebankan konsumen.

Terganggunya jalur laut Timur Tengah akan memaksa banyak kapal melakukan perjalanan memutar. Hal ini pun juga dikhawatirkan menambah beban biaya perjalanan kapal.

“Hal ini telah memaksa banyak kapal untuk menempuh perjalanan jauh di sekitar Afrika pada rute antara Asia dan Eropa, yang menambah waktu tempuh satu hingga dua minggu dengan biaya sekitar US$ 1 juta per perjalanan,” kata seorang akademisi di Sekolah Ekonomi Hanken. Sarah Schiffling, dikutip dari News Sky, Sabtu (14/6/2025).

2. Warga Israel Panic Buying

Iran yang telah mengirimkan serangan balasan membuat pemerintah Israel panik. Warganya diimbau untuk tetap di dalam rumah setelah terjadi serangan balik dari Iran. Maka, persiapan makanan hingga kebutuhan lain memang harus terpenuhi.

Dikutip dari Lorient Today, Koresponden al-Jazeera di Tel Aviv melaporkan warga Israel pun panic buying dengan berbondong-bondong memenuhi kebutuhannya, bersiap mengisolasi di tengah ketegangan negaranya dengan Iran.

Video dan foto yang muncul di media sosial telah menunjukkan supermarket di kota Tel Aviv sesak dengan warga yang berbelanja. Antrean di kasir pun mengular. Rak-rak kebutuhan makan dan rumah juga terpantau hampir kosong.

3. Rusia dapat Untung

Perang antara Israel dan Iran ternyata akan memberikan keuntungan bagi Rusia. Memanasnya perang Israel dan Iran telah mengerek harga minyak global. Harga minyak mentah brent sebagai patokan global melonjak dari US$ 69,36 menjadi US$ 75 per barel.

Jika harga brent terus naik, kemungkinan akan mendorong harga patokan minyak Rusia, ural. Komoditas minyak telah menjadi sumber pendapatan negara yang cukup besar bagi Rusia dengan persentase 35% sampai 40%.

Dengan kenaikan harga minyak, negara tersebut akan mendapatkan keuntungan di tengah memanasnya geopolitik Timur Tengah. Keuntungan ini akan menjadi durian runtuh bagi Rusia di tengah menurunnya harga minyak yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

4. Penundaan Penerbangan Internasional

Sejumlah maskapai internasional membatalkan penerbangan ke Israel serta menghindari wilayah udara Timur Tengah. Hal ini menyusul memanasnya tensi antara Israel dan Iran yang terjadi dalam beberapa hari ini.

Dikutip dari CNBC, salah satu maskapai Amerika Serikat (AS) Delta Air Lines telah menangguhkan layanan penerbangannya ke Tel Aviv, Israel pada Jumat sore hingga September. Keputusan ini diambil hanya beberapa minggu setelah Delta kembali membuka rute tersebut.

5. Kondisi Ekonomi Israel Vs Iran

Perang Israel dan Iran bukan hanya mempertaruhkan kekuatan militer, namun juga adu kuat perekonomian kedua negara tersebut.

Iran diketahui tengah mengalami krisis ekonomi. Negara dengan jumlah penduduk 86 juta orang itu tengah mengalami peningkatan inflasi hingga 32%. Pertumbuhan perekonomian negara itu diprediksi akan anjlok di tengah peperangan yang memanas.

Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Iran hanya 0,3% pada 2025. Proyeksi itu turun tajam dari perkiraan sebelumnya sebesar 3%.

Sementara ekonomi Israel nampaknya lebih kuat. Ekonomi Israel diprediksi akan tumbuh 3,4% pada pada kuartal 2025. Perekonomian negara tersebut akan diperkuat dengan ekspor teknologi yang kuat.

Dengan tingginya angka ekspor, cadangan devisa Israel disebut mencapai US$ 223,6 miliar. Angka ini lebih besar dibandingkan cadangan devisa yang dimiliki Iran yang hanya US$ 33,8 miliar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *